Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Perubahan hormon menyebabkan sejumlah gangguan pencernaan pada ibu hamil. Memang, gangguan ini relatif tidak berbahaya bagi janin, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Salah satu gangguan yang terjadi pada masa kehamilan adalah mual dan muntah.
Morning sickness atau mual muntah normal dialami hingga usia kehamilan 4-5 bulan, yang dapat mengganggu aktivitas Anda. Namun ada juga ibu hamil yang tak mengalami mual muntah berat atau bahkan tidak mengalaminya sama sekali.
Mual muntah dipercaya sebagai mekanisme alam untuk melindungi janin, karena trimester pertama kehamilan adalah masa-masa rawan pembentukan organ-organ janin. Dengan adanya mual muntah, bumil tak nafsu makan. Ini ada baiknya, karena makanan atau minuman bisa saja mengandung zat berbahaya yang dapat mengganggu pembentukan awal janin.
Tak hanya menyiksa secara fisik, morning sickness pun akan memengaruhi kondisi psikologis. Anda akan merasa kelelahan, depresi, hingga tak bisa menikmati kehamilan. Mual muntah dalam waktu yang lama juga bisa mengganggu aktivitas. Anda hanya bisa berbaring di tempat tidur, merasa lemas dan tak berdaya.
Penyebab Mual Muntah pada Ibu Hamil
Ada banyak faktor yang mungkin memengaruhi morning sickness, salah satunya adalah perubahan hormon beta hCG (Human Chorionic Gonadotrophin). Hormon ini hanya ditemukan pada tubuh ibu hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan plasenta.
Hormon kehamilan ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur, sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi hormon beta hCG akan meningkat secara bertahap hingga usia kehamilan 12-14 minggu, kemudian jumlahnya cenderung stagnan.
Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh test pack melalui urine. Diketahui kadar hCG yang tinggi di dalam darah menyebabkan mual dan muntah selama kehamilan, termasuk Hiperemesis Gravidarum (HG).
Situs BabyCenter menyebutkan ada beberapa kondisi lain yang meningkatkan risiko Anda mengalami HG ketika hamil, yaitu:
⢠Kehamilan kembar.
⢠Ibu atau saudara perempuan Anda mengalami mual dan muntah ketika hamil.
⢠Menderita mual dan muntah di kehamilan sebelumnya.
⢠Anda biasanya mabuk perjalanan.
⢠Memiliki penyakit pencernaan, seperti maag dan penyakit hati.
Cara Mengatasi Mual Muntah pada Ibu Hamil
⢠Kondisi ibu hamil harus tetap terjaga dengan baik. Jadi, tetaplah mengonsumsi makanan atau buah sedikit-sedikit namun sering, banyak beristirahat, dan menghindari makanan yang bisa memicu mual.
⢠Pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan kemudian kehilangan banyak cairan, elektrolit, cairan kalori, biasanya ia harus dirawat di rumah sakit untuk mendapat asupan cairan atau makanan via infus. Obat antimual yang aman bagi ibu hamil pun biasanya diberikan untuk menekan mual muntah yang dialami.
⢠Hindari makanan dan bau yang bisa memicu rasa mual. Jika bau masakan membuat Anda mual, cobalah makan makanan yang tak perlu diproses terlebih dahulu.
⢠Makanlah kapan pun Anda bisa dan jangan terlalu mengkhawatirkan akan nutrisi. Anda bisa mengejar ketertinggalan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil setelah keadaan membaik. Cobalah untuk tetap terhidrasi dengan minum sedikit demi sedikit.
⢠Cobalah mengonsumsi bahan alami yang bisa meredakan mual, seperti jahe.
⢠Istirahat sebanyak yang Anda bisa. Kelelahan bisa memicu timbulnya mual dan muntah.
⢠Anda juga bisa mencoba pemijatan di bagian tertentu, yakni di lengan bawah bagian dalam, kira-kira berjarak 3 jari (telunjuk, jari tengah, dan jari manis) dari pergelangan tangan, di antara 2 tendon atau otot. Nah, di titik itulah akupunktur dilakukan guna menghilangkan atau setidaknya mengurangi keluhan mual muntah. Pada ibu hamil yang mengalami mual muntah, biasanya ada semacam benjolan kecil di titik tersebut. Dengan pemijatan atau penekanan saja, benjolan kecil itu akan hilang bersamaan dengan berkurangnya keluhan mual muntah. (M&B/SW/Dok. Freepik)