FAMILY & LIFESTYLE

Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari saat Sahur


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sahur merupakan kesempatan bagi kita untuk mengisi energi sehingga lancar berpuasa selama satu hari penuh. Saat sahur, Anda diharapkan mengonsumsi makanan kaya gizi dengan takaran yang cukup.

Namun kunci sukses dalam menjalankan ibadah puasa bukan hanya soal makanan bergizi tinggi. Moms juga perlu tahu, makanan atau minuman apa saja yang bisa mengganggu kelancaran berpuasa sehingga sebaiknya dihindari. Ini dia di antaranya:


1. Kopi

Salah satu alasan mengapa Anda sebaiknya menghindari kopi saat sahur adalah karena sifat kopi yang laksatif. Anda mungkin menyadari frekuensi ke toilet Anda bertambah setelah meminum kopi. Kondisi ini disebabkan karena terdapat komponen dalam kopi yang menstimulasi kerja usus besar sehingga tubuh lebih cepat membuang sisa pencernaan.

Selain itu, sifat asam pada kopi juga dapat mengganggu kenyamanan perut Anda. Komponen yang disebut chlorogenic acid dapat memicu naiknya kadar keasaman perut serta meningkatkan produksi asam lambung. Komponen lainnya pada kopi juga dapat mempercepat kerja sistem pencernaan.


2. Makanan dengan Kandungan Garam Tinggi

Moms tentu sudah mengetahui efek mengonsumsi terlalu banyak makanan dengan kadar garam tinggi, yaitu hipertensi atau darah tinggi. Akan tetapi ternyata makanan asin juga bisa menstimulasi rasa haus. Selain itu, makanan asin juga membuat tubuh Anda kesulitan menyerap air. Bukan tidak mungkin, Anda akan mengalami dehidrasi apabila terlalu banyak mengonsumsi makanan asin pada saat sahur. Contoh makanan dengan kadar garam tinggi yang sebaiknya dihindari saat sahur adalah kacang yang diasinkan, kuaci, dan makanan kaleng. Jangan lupa mengurangi penggunaan garam pada masakan Anda juga ya, Moms.


3. Karbohidrat Sederhana

Saat berpuasa, tubuh Anda tidak menerima asupan makanan selama lebih dari 12 jam. Pada saat bersamaan, Anda tetap menggunakan energi untuk bekerja dan beraktivitas. Jika pada saat sahur Anda tidak mendapatkan bahan bakar yang cukup, tentunya Anda berpotensi merasa cepat lelah selama berpuasa. Itulah alasan mengapa Anda harus mengonsumsi karbohidrat kompleks (beras merah, barley, gandum, atau oat) saat sahur karena bisa memberikan cadangan energi lebih banyak dan akan dilepaskan secara perlahan ke tubuh.

Sebaliknya, jika mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat sederhana maka Anda bisa merasa lebih cepat kenyang, tapi setelah itu merasa cepat lapar kembali. Kondisi ini disebabkan karena kerja karbohidrat sederhana merupakan kebalikan dari karbohidrat kompleks. Energi yang dihasilkan dari karbohidrat sederhana langsung dilepaskan ke tubuh sehingga tidak akan bertahan lama untuk membantu Anda tetap merasa kenyang selama berpuasa. Contoh karbohidrat sederhana adalah gula pasir, produk susu dan olahannya, serta minuman berkarbonasi.


4. Makanan Pedas

Sama seperti makanan asin, makanan pedas juga dapat memicu rasa haus yang terus-menerus. Bagi penderita maag, disarankan untuk menghindari makanan pedas karena dapat memicu meningkatnya asam lambung sehingga berpotensi menyebabkan nyeri di perut bagian atas. Sementara itu, sebagian orang juga bisa mengalami sakit perut atau bahkan diare jika mengonsumsi makanan pedas.


5. Makanan Berlemak Tinggi

Makanan yang mengandung lemak tinggi bekerja dengan dua cara. Pertama, makanan tinggi lemak dapat menghambat dan memperlambat proses pengosongan perut sehingga memperburuk gejala sembelit. Kedua, makanan tinggi lemak dapat mempercepat kerja sistem pencernaan sehingga menimbulkan diare. Efek dari makanan tinggi lemak ini bergantung pada tipe lemak apa yang dimakan dan kecenderungan Anda bereaksi terhadap makanan berlemak tinggi.

Pada saat sahur, sebaiknya Anda mengurangi jenis makanan tinggi lemak agar terhindar dari konstipasi atau diare selama berpuasa. Sebagai alternatif, Anda dapat mengonsumsi jenis makanan yang sama tapi dengan cara pengolahan berbeda, misalnya menu ayam goreng diganti menjadi ayam bakar. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)