Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Setelah persalinan, Anda akan memasuki masa pemulihan atau yang dikenal dengan istilah masa nifas. Fase ini terhitung sekitar 6 minggu atau 40 hari sejak bayi dilahirkan. Pada masa ini, tubuh Anda akan berubah, di mana organ-organ tubuh yang bekerja selama hamil, seperti rahim, vagina, serta serviks akan kembali seperti sebelum Anda hamil.
Namun, perubahan ini pun akan terjadi dengan tahapan-tahapan yang berbeda pada setiap organ tubuh. Karenanya, proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan membuat Anda sebagai ibu baru merasa kesulitan menghadapinya. Untuk itu, ketahui tahapan-tahapan dari masa nifas tersebut agar Anda dapat menyiapkan diri selama masa nifas berlangsung.
Tahapan Masa Nifas
Saat masa pemulihan, vagina Anda akan terus-menerus mengeluarkan cairan berupa darah kotor yang disebut lokia. Cairan ini biasanya akan berjumlah banyak, berlendir dan berbau amis. Keluarnya cairan ini pun terdiri dari 4 tahapan, di antaranya:
1. Lokia lubra: Ini merupakan tahap pada tiga hari hingga satu minggu pertama. Pada tahap ini, biasanya akan keluar darah segar berwarna merah, bersamaan dengan sisa-sisa jaringan plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan). Cairan ini berpotensi memiliki banyak kuman penyakit.
2. Lokia sanguelenta: Fase ini terjadi selama 1-2 minggu berikutnya, di mana darah yang keluar berwarna merah dan berlendir.
3. Lokia serosa: Tahapan pada masa nifas yang terjadi pada 2 minggu berikutnya. Fase ini akan keluar cairan berwarna kekuningan atau kuning kecokelatan, yang berubah menjadi merah muda. Kandungannya berupa jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya.
4. Lokia alba: Ini merupakan fase terakhir yang terjadi pada minggu keenam. Cairan yang keluar berwarna putih dan bening. Hal ini menunjukkan bahwa Anda sudah memasuki tahap pemulihan dan masa nifas yang berlangsung normal. Namun, kondisi ini akan berbeda apabila Anda mengalami infeksi.
Gangguan Masa Nifas
Selama fase pemulihan pada tahapan di masa nifas sebelumnya, ada kemungkinan Anda mengalami beberapa gangguan yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Ketahui beragam gangguan tersebut agar bisa dicegah sejak awal, yaitu:
⢠Pendarahan.Setelah proses persalinan usai, risiko adanya pendarahan bisa terjadi. Hal ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, serta denyut nadi yang menjadi cepat. Anda bisa mencegahnya dengan sering buang air kecil dan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), agar kontraksi berjalan baik. Selain itu, pantauan cermat dari tim medis juga diperlukan selama dua jam atau lebih setelah persalinan.
⢠Pre-eklampsia atau eklampsia.Kondisi ini menjadi penyebab utama kematian ibu pasca melahirkan di Indonesia. Gejalanya muncul sejak hari pertama hingga hari ke-28 pada masa nifas. Gejala yang muncul di antaranya tekanan darah yang melonjak tinggi dan kaki membengkak. Pembuluh darah di otak pun dapat pecah akibat kandungan protein yang tinggi dalam urine. Anda bisa mencegah dengan membatasi konsumsi makanan berlemak serta berkolesterol tinggi, khususnya selama kehamilan.
⢠Anemia.Karena banyaknya darah yang keluar saat masa nifas, hal tersebut bisa membuat Anda mengalami anemia atau kekurangan darah. Hal ini dipicu infeksi, atau karena sang ibu yang sudah menderita anemia bahkan saat masih hamil. Anda perlu mencukupi kebutuhan zat besi dan nutrisi sebelum dan selama hamil untuk mencegah kondisi ini.
⢠Risiko Infeksi.Usahakan pada masa nifas, Anda dan pasangan tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu. Sebab, jika masih terdapat kotoran di dalam rahim, bisa menyebabkan risiko infeksi dan membuat Anda demam tinggi. Cairan lokia yang keluar menjadi berbau tidak sedap serta berubah warna yang tidak lazim. Rasa nyeri di area vagina dan perium juga akan muncul, hingga gejala pendarahan yang berbahaya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)