Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Selama masa kehamilan, berbagai masalah kulit memang sering terjadi ya, Moms. Biasanya, jerawat dan kulit kering jadi masalah kulit yang paling sering dikeluhkan para ibu hamil. Namun beda ibu hamilnya, beda pula masalah kulit yang mungkin terjadi.
Untuk mengetahui dan memahami gangguan masalah kulit pada ibu hamil, Moms bisa simak hasil perbincangan Tim Mother&Baby Indonesia bersama dr. Armansjah Dara Sjahruddin, M.Kes., Sp.KK saat MB InstaLive dan FBLive beberapa waktu lalu dengan tema "Perawatan Kulit saat Hamil".
T: Kondisi kulit berubah nggak sih saat hamil?
J: Berubah dong, karena ada hormon-hormon kehamilan juga yang memengaruhi perubahan tersebut. Biasanya kulit saat hamil jadi mudah ada flek, jerawat, hiperpigmentasi atau kulit jadi lebih gelap, dan masih banyak lagi.
T: Bolehkah ibu hamil pakai produk perawatan kulit?
J: Kalau produk perawatan kulit yang dijual bebas itu memang biasanya tidak memerlukan resep dari dokter, ya. Maka sejauh produk itu tidak menimbulkan masalah kulit, tidak apa-apa memakai produk itu.
T: Benarkah kalau hamil tidak boleh sering-sering cuci muka?
J: Salah. Justru kebiasaan baik ini harus tetap dilakukan. Jadi saat hamil pun tetap cuci muka 1-3 kali sehari, yaitu di waktu pagi, siang atau sore, dan malam hari. Cuci muka juga harus dilakukan setelah selesai berolahraga untuk menghilangkan sebum di wajah, karena minyak di wajah itu tidak akan terevaporasi dengan sendirinya.
T: Kalau biasanya pakai krim dokter, pas hamil harus berhenti nggak?
J: Krim yang dari dokter juga sangat variatif. Untuk eksfoliasi saja ada salicylic acid, glycolic acid, sampai vitamin A tretinoin. Jadi sebaiknya dikonsultasikan saja ke dokter kulitnya kalau sedang hamil, konsultasi juga dengan dokter kandungannya. Sehingga dokter kulit Anda bisa memberikan krim untuk eksfoliasi yang paling tepat untuk Anda.
T: Benarkah pemakaian krim wajah bisa memengaruhi janin?
J: Orang memang banyak menghindari pemakaian krim malam yang banyak mengandung vitamin A, ya. Karena ada suatu penelitian, terlalu banyak vitamin A yang diminum (bukan dioles), pada beberapa kasus berakibat pada kelainan janin. Tetapi kalau vitamin A yang dioles ke kulit, itu konsentrasi yang terserap ke kulit termasuk kecil, maka sampai sejauh ini tidak ada masalah yang dampaknya ke bayi.
T: Bagaimana cara mencegah stretchmark saat hamil?
J: Stretchmark itu kan ibaratnya retak pada kulit, karena kulit meregang saat hamil. Cara terbaik untuk menjaga elastisitas kulit adalah menggunakan pelembap yang tanpa pewangi atau yang hypoallergenic. Kenapa harus tanpa pewangi? Karena itu berisiko menimbulkan reaksi alergi, nanti bisa gatal, dan digaruk ibu hamil, jadi tambah masalah lagi sama kulitnya.
Jadi bisa dipakaikan di paha, perut, atau daerah lain yang biasanya meregang saat hamil. Bicara mengenai pengobatan, kalau stretchmark yang warnanya masih merah, itu biasanya lebih mudah diobati.
T: Saat hamil kulit sering gatal, boleh digaruk?
J: Boleh saja, tetapi memang sebaiknya tidak digaruk ke kulitnya langsung, melainkan dilapisi kain atau di atas bajunya. Kalau dilapisi begitu cara menggaruknya, maka kuku tidak bersentuhan langsung dengan kulit saat menggaruk.
T: Benarkah usia memengaruhi parahnya stretchmark?
J: Bisa dibilang betul. Coba saja perhatikan, biasanya kalau yang hamil usianya masih di bawah 25 tahun, itu lebih jarang stretchmark dibanding yang usia 30 tahun ke atas. Kenapa? Karena elastisitas kulitnya tentu lebih muda lebih baik ya. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)