Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Semua ibu pasti ingin melalui persalinan dengan baik dan berharap bayinya lahir dengan sehat. Namun, hal-hal di luar dugaan sering terjadi, seperti munculnya diagnosa pre-eklampsia menjelang proses melahirkan. Atau bayi yang akhirnya harus lahir prematur.
Nah, berkaca dari kondisi tersebut, ada baiknya Anda dan pasangan juga menyiapkan diri untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin saja akan terjadi. Seperti pre-eklampsia, bayi terlilit tali pusat, plasenta previa, perdarahan, bayi lahir prematur, berat badan rendah, dan sebagainya. Ada tujuh hal yang dapat Moms dan Dads lakukan, agar siap mental, pengetahuan, juga fisik untuk menyambut kelahiran Si Kecil, berikut ini:
1. Konsultasi Rutin
Selama hamil, Anda harus berkonsultasi ke dokter secara rutin dan teratur. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui perkembangan janin. Jika dokter menemukan kelainan, maka ia akan melakukan berbagai pemeriksaan laboratorium, seperti tes TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex). Tes ini sangat penting karena untuk mengetahui apakah Anda terpapar dengan 4 patogen di atas, yang menjadi salah satu penyebab persalinan prematur maupun keguguran.
2. Siapkan Mental
Saat detik-detik menjelang persalinan, mental Moms akan diuji. Ada yang merasa cemas, takut, dan bahkan membayangkan tentang kematian. Untuk mengatasinya, semasa hamil Anda harus melatih kesiapan mental dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang persalinan dan bertanya kepada dokter. Apabila Anda menghadapi persalinan berisiko, jangan menyerah untuk melaluinya. Coba bayangkan wajah mungil Si Kecil, hal itu mungkin bisa menjadi sumber kekuatan Anda.
3. Pilih Rumah Sakit dengan Fasilitas NICU
Sebelum menentukan rumah sakit untuk bersalin, cari tahu terlebih dahulu rumah sakit mana yang menyediakan fasilitas penunjang persalinan yang lengkap. Rumah sakit dengan layanan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) harus ada dalam daftar Anda. NICU adalah unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir yang membutuhkan perawayan khusus misalnya berat badan rendah, fungsi pernapasan kurang sempurna, prematur, dan mengalami kesulitan dalam persalinan.
4. Konsultasi Psikolog
Tidak sedikit ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan. Karenanya, jangan ragu mencurahkan hal yang Anda rasakan dengan suami dan keluarga. Apabila Anda masih tidak sanggup menghadapi masalah, maka berkonsultasilah dengan ahli seperti psikolog untuk membantu Anda menemukan jalan keluarnya.
5. Persiapkan Keuangan
Hampir semua rumah sakit akan memberikan tambahan biaya apabila ditemukan ada faktor penyulit dalam persalinan. Biasanya ada kenaikan biaya 20 sampai 30 persen. Oleh karena itu, Anda perlu menyiapkan dana lebih untuk berjaga-jaga. Apabila si bayi harus dirawat NICU, maka biaya yang Anda keluarkan akan lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan perawatan bayi.
6. Kehadiran Suami dan Keluarga
Saat proses persalinan, akan ada beberapa tindakan dokter yang membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga terdekat. Oleh karena itu, saat bersalin Anda harus ditemani oleh suami dan kerabat dekat Anda. Kehadiran mereka juga sebagai dukungan untuk membantu Anda melalui proses persalinan.
7. Perawatan Bayi
Beberapa persalinan berisiko bisa saja melahirkan bayi yang sehat dan normal, namun ada juga yang mengalami kelainan seperti prematur dan BBLR. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan mengatakan kalau prematuritas dan infeksi adalah penyumbang angka terbesar pada kematian bayi.
Untuk itu, Anda harus menyiapkan diri dengan memahami bagaimana merawat bayi yang lahir dengan kondisi tidak normal, misalnya harus kontak skin to skin (menggunakan Perawatan Metode Kanguru atau PMK), dan tak lupa skrining untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada bayi. Skrining tersebut dapat meliputi kepala, jantung, sistem pernapasan, sistem pencernaan, penglihatan, pendengaran, pemberian ASI, dan sebagainya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)