BABY

Apa Penyebab Bayi Mengalami Penyakit Kuning?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Setelah lahir, bayi akan mengalami kondisi tubuh yang memproduksi lebih banyak bilirubin daripada yang dapat diproses oleh hati. Bilirubin sendiri adalah pigmen berwarna kuning kecokelatan, hasil dari proses destruksi sel darah merah. Kondisi ini membuat Si Kecil mengalami penyakit kuning atau dikenal juga dengan jaundice. Bayi yang memiliki risiko terkena penyakit kuning adalah bayi prematur dan bayi yang kekurangan cairan.

Berlebihnya pigmen bilirubin ini akan mengalir dan masuk ke dalam aliran darah serta sel-sel tubuh. Hal tersebut yang akan membuat tubuh bayi menjadi menguning. American Academy of Paediatrics (AAP) memberi saran jika Anda ingin memeriksa kekuningan kulit bayi, cukup dengan menggunakan sinar matahari atau lampu fluorescent yang terang.

Penyakit kuning ini bisa dikatakan kondisi yang normal terjadi. Karena liver bayi baru lahir butuh waktu untuk dapat berfungsi menguraikan bilirubin. Proses ini alami terjadi dan sebagian besar bayi mampu mengatasinya sendiri. Tetapi, jaundice tak hanya mengubah kulit menjadi lebih kuning. Bagian mata Si Kecil juga dapat berubah jika ia mengidap penyakit ini. Hal tersebut terlihat dari bagian putih mata, yang secara medis disebut sclera, akan berubah menjadi berwarna kuning. Tanda ini menjadi salah satu dasar gejala dari penyakit tersebut.

Bayi yang mengalami jaundice bisa menjadi lebih parah ketika mereka mengalami demam hingga 37,8 derajat. Selain itu, gejala lain yang menyertai kondisi ini di antaranya adalah tidak suka minum, lesu, sulit bangun tidur, menjadi sering rewel, hingga diare atau muntah. Gejala yang mungkin muncul adalah demam, muntah, lesu, sulit bangun tidur, kulit menguning, sering rewel dan gelisah, serta kemampuan mengisap yang buruk.

Penyakit ini juga membuat Si Kecil memiliki kemampuan mengisap yang buruk. Ini menyebabkannya kesulitan menyusu ASI. Jika menjadi lebih parah, maka disebut ensefalopati atau kerusakan pada sel-sel otak sehingga perlu penanganan medis lebih lanjut.


Pencegahan Sejak Dini

Sebenarnya, penyakit kuning pada bayi dapat dicegah sejak masa kehamilan. Ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan saat hamil, di antaranya:

• Lakukan tes darah saat hamil. Upaya ini dilakukan untuk mengetahui tingkat bilirubin dalam tubuh ibu yang masuk ke janin. Cek juga golongan darah Anda dan calon bayi. Jika berbeda, maka kemungkinan bayi akan lahir dengan warna kuning.

• Pemberian ASI secara eksklusif penting untuk bayi, karena dapat membantu menurunkan tingkat bilirubin. Jika asupan ASI Si Kecil cukup, maka buang air besarnya pun lebih sering. Kadar bilirubin juga bisa ikut keluar melalui feses bayi tersebut.

• Bayi harus minum susu agar sakit kuning yang dideritanya tidak semakin parah. Jika tidak menerima ASI, Si Kecil harus tetap diberi susu formula agar ia tidak mengalami sembelit atau sulit buang air besar.


Mengatasi Jaundice

Apabila Si Kecil telah lahir dan mengalami penyakit kuning, Moms bisa mengatasinya agar tidak semakin parah. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:

1. Paparan sinar matahari dapat membantu tubuh bayi menguraikan bilirubin. Karenanya, jemur ia setiap pagi (di bawah jam 10). Namun, jangan sampai terkena matahari langsung karena bisa membuatnya kepanasan dan kulitnya pun terbakar.

2. Apabila warna kuning pada kulit cukup parah, kemungkinan bayi perlu diberi perawatan phototherapy. Ia akan diletakkan di bawah sinar terang fluorescent selama beberapa waktu tertentu, sampai kuningnya mereda.

3. Jika bayi sudah kembali berada di rumah bersama Anda, susui ia sesering mungkin sesuai kebutuhannya. Ini akan membuatnya sering buang air kecil, sehingga zat kimia berlebih dalam tubuhnya pun ikut terbuang dan sistem tubuhnya kembali bersih. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)