Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sama seperti organ tubuh lainnya, mata juga perlu dirawat. Menyepelekan indera penglihatan ini justru bisa membuat Si Kecil menggunakan kacamata, bahkan saat belum bersekolah atau malah terlambat untuk ditangani. Menurut dr. Florence Meilani Manurung, Sp.M., spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), gangguan mata pada anak adalah salah satu hal yang sulit terlihat. Karena, mereka jarang mengeluhkan kondisi penglihatannya.
Anda pun perlu mewaspadai apabila Si Kecil mengalami gangguan mata yang bisa terjadi. Terutama, jika ia lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau posisi mata yang tidak normal. Berikut beberapa gangguan yang perlu Moms perhatikan:
Kelainan Refraksi
Kelainan refraksi adalah penurunan ketajaman penglihatan berupa mata minus, mata plus, dan silindris. Gangguan mata ini dikoreksi dengan memberikan kacamata kepada Si Kecil untuk dapat melihat lebih jelas. Biasanya, yang menyebabkan kelainan ini antara lain genetik dan perilaku anak, seperti terlalu banyak menonton TV atau bermain gadget, sehingga mengubah bentuk bola mata.
Juling atau Strabismus
Juling atau dikenal juga dengan strabismus terjadi bila kedua mata tidak tertuju pada satu objek. Akan terlihat satu mata lurus ke depan, sementara mata lainnya menyimpang dari posisi seharusnya. Juling terjadi karena genetik atau tanpa penyebab pasti. Mata juling dapat horizontal (satu mata mengarah ke dalam dan mata lain ke luar) atau vertikal (satu mata lebih tinggi dan mata lain lebih rendah).
Katarak Kongenital
Bila umumnya katarak menyerang orang lanjut usia, ternyata katarak juga bisa menyerang bayi. Katarak terjadi karena adanya kekeruhan lensa mata yang bisa dilihat dari bercak putih di depan pupil. Penyebabnya bermacam-macam, karena diturunkan secara genetis atau karena bayi terinfeksi virus rubella saat masih di dalam kandungan.
Mata Malas atau Ambliopia
Mata malas adalah berkurangnya ketajaman penglihatan yang diakibatkan oleh perkembangan penglihatan yang abnormal selama masa usia dini. Gangguan ini umumnya mengenai satu mata, namun kadang-kadang ditemukan juga pada kedua mata. Ambliopia adalah penyebab penurunan daya penglihatan terbanyak pada anak-anak dan harus dikoreksi sebelum anak menginjak usia 4 tahun. Apabila anak telah dewasa, mata malas sudah tidak bisa disembuhkan.
Retinopathy of Prematurity
Paparan oksigen tinggi dapat mengakibatkan pertumbuhan abnormal pada pembuluh darah retina bayi atau disebut neovaskularisasi. Neovaskular bisa menimbulkan komplikasi berupa pendarahan ke dalam rongga atau tarikan pada retina hingga terlepas. Kondisi ini disebut Retinopathy of Prematurity (ROP), yang dapat mengakibatkan kebutaan permanen. Namun perlu diingat, tidak semua bayi prematur mengalami ROP.
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital disebut juga buftalmols, berasal dari kata buftal, yang berarti mata sapi. Gejalanya adalah bola mata anak yang membesar karena aliran cairan mata di dalam tidak lancar dan mampet. Jika dibiarkan, dapat mengakibatkan saraf ke otak menjadi rusak akibat tekanan tinggi.
Tumor Mata (Retinoblastoma)
Retinoblastoma dikenal juga dengan sebutan cat's eye atau mata kucing. Apabila salah satu mata anak tampak mengilat, Anda perlu mewaspadai ia mengalami tumor atau kanker mata. Penyakit ini tergolong berbahaya, namun sudah bisa dideteksi sejak anak masih bayi. Kasus tumor ini sendiri cukup tinggi di Asia. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)