FAMILY & LIFESTYLE

Kisah Ibu yang Mengalami Osteoporosis Pasca Melahirkan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Seorang ibu yang sedang menjalani kehamilan hingga akhirnya melahirkan menjadi sangat memerhatikan kesehatannya. Berbagai saran yang diberikan dokter pun dilakukan agar tak hanya kondisi tubuhnya, tetapi juga Si Kecil, menjadi lebih sehat.

Hal ini juga yang dilakukan Andrea Cottrell, seorang ibu di Clinton, Indianapolis, AS, sejak ia hamil anak pertama. Dengan perilakunya ini, bahkan ia tidak membayangkan akan mengalami osteoporosis dini. Dilansir dari Scary Mommy, ia bercerita setelah 6 tahun dengan memiliki 2 bayi, ia telah mengalami patah tulang hingga 8 kali, saat ia berusia 38 tahun.

Awalnya ia hanya merasakan nyeri di bagian tulang sesekali, terutama saat sedang berlari. Namun lama-kelamaan, rasa sakit ini semakin parah hingga membuatnya bahkan sulit untuk berjalan. Ia pun tidak bisa menggendong anaknya. Belum lagi kondisi tubuhnya yang dianggap hanya kerapuhan tulang ringan tersebut, membuatnya sangat kesulitan dalam memberi ASI. Ia juga mengalami mastitis hingga perlu diberikan antibiotik. Waktu untuk beristirahat serta pola makan yang berantakan pun menjadikan kondisi tubuhnya tidak lebih baik.

Andrea pun telah berkonsultasi ke berbagai rumah sakit. Sampai akhirnya ia dinyatakan mengalami pregnancy and lactation-associated osteoporosis (PLO) setelah diteliti oleh Columbia University. Kondisi ini sendiri terbilang langka, namun perlu penanganan yang tepat agar tidak menjadi lebih parah.

Jika tidak mendapat perawatan sejak dini, maka kondisinya bisa membuat ibu mengalami patah tulang yang cukup sering. Misal, patah jari kaki karena terbentur meja. Dengan kondisi yang semakin parah ini, Andrea yang mengalami penyakit ini sampai memerlukan kursi roda untuk beraktivitas.

Osteoporosis sendiri merupakan kondisi penurunan kepadatan tulang yang membuat kerangka rapuh dan dikenal sebagai masalah umum wanita pascamenopause. Salah satu penyebabnya adalah kadar hormon estrogen yang penting bagi tulang. Selain itu, kepadatan tulang juga bisa turun sementara selama tahap terakhir dari kehamilan dan menyusui. Tepatnya saat tubuh ibu menyediakan kalsium untuk tumbuh kembang janin. Pada kebanyakan kasus, tubuh akan beradaptasi dalam kondisi ini. Namun, bagi sebagian kecil perempuan, kepadatan tulang menjadi rendah sehingga osteoporosis bisa terjadi. Pengidapnya pun bisa mengalami patah tulang lebih sering.

Nah, bercermin dari peristiwa tersebut, Moms, agar Anda tidak mengalami kondisi ini, kecukupan nutrisi saat hamil sangat perlu diperhatikan. Terutama yang terkait dengan osteoporosis, yaitu kebutuhan kalsium yang harus dikonsumsi sejumlah 1.000 miligram per hari, lebih banyak daripada kebutuhan ibu yang tidak hamil. Kalsium bisa didapatkan dengan mengonsumsi sayuran berwarna hijau gelap, seperti brokoli dan bayam. Selain itu, kacang-kacangan, ikan, tahu, keju serta susu juga merupakan sumber kalsium terbaik. Minum susu segar juga bisa membantu menjaga asupan kalsium. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)