TOODLER

Mengatasi Rasa Gatal pada Area Genital Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Meskipun masih anak-anak, Si Kecil juga bisa mengalami gatal di area genitalnya, baik pada anak laki-laki ataupun perempuan. Rasa gatal ini bisa timbul secara tiba-tiba. Maka sudah selayaknya para orang tua memerhatikan kebersihan, baik pakaian, makanan, serta lingkungan untuk menjaga kesehatan anak.

Salah satu yang mungkin dialami Si Kecil adalah rasa gatal karena terjadi ruam popok. Namun, kondisi gatal juga bisa menjadi gejala dari beberapa penyakit berikut ini:

Infeksi Cacik Kremi

Jika Si Kecil merasa gatal di area dekat anus, kemungkinan ia mengalami infeksi cacing. Bahkan, Anda dapat melihat cacing kremi di sekitar dubur atau kotoran anak. Cacing ini pun dapat ditemukan di area vagina anak perempuan.

Untuk mengobati, Anda harus mengajarkan Si Kecil mencuci tangan yang bersih sebelum makan. Sebab, telur cacing bisa masuk ke dalam usus dan nantinya muncul di bagian anus. Selain itu, berobatlah ke dokter untuk mendapatkan obat dengan dosis tepat agar Si Kecil lekas sembuh.

Fimosis

Penyakit ini biasa dialami anak laki-laki, di mana kondisi kulupnya melekat pada kepala penis dan menutup lubang penis. Hal ini mengakibatkan urine tidak dapat keluar normal dan kepala penis tidak dapat dibersihkan. Penyebabnya bisa karena bawaan lahir atau terjadi benturan di bagian genitalnya.

Jika Si Kecil mengalami fimosis, hindari membuka kulup secara paksa dengan menariknya ke arah pangkal penis. Hal tersebut dapat membuat kulup terjepit dan menimbulkan nyeri hingga pembengkakan. Segera konsultasikan ke dokter anak untuk dilakukan pelebaran pada kulup anak.

Infeksi Saluran Kandung Kemih

Serangan bakteriEscherichia coli, Proteus spesies,danAerobacter aerogenesbisa menyebabkan terjadinya infeksi di saluran kandung kemih. Gejalanya, Si Kecil menjadi lebih sering buang air kecil yang disertai dengan demam dan rasa nyeri atau gatal di area genitalnya.

Gejala lainnya, urine Si Kecil berbau, keruh, bahkan sampai berdarah. Mereka mungkin hanya akan menangis, rewel, atau sulit makan bahkan muntah karena kondisi tersebut. Jaga kebersihan area genital anak setiap hari dan konsultasikan ke dokter untuk mengobatinya.

Vulvovaginitis

Ini merupakan kondisi terjadi peradangan pada bagian vulva dan vagina anak perempuan. Pada balita, biasanya karena adanya serangan jamur dan bakteri dan kebersihan area kelamin. Adanya benda asing seperti tisu yang tertinggal di area vagina atau celana dalam yang terlalu ketat juga menjadi pemicu.

Belum adanya rambut kemaluan atau lemak labia dapat menyebabkan iritasi kulit di area vulva, khususnya saat terkena pakaian dalam atau sabun. Maka, Anda perlu memberikan pakaian yang nyaman untuknya, terutama pakaian dalam untuk membuat Si Kecil terhindar dari rasa gatal.

Gatal di area genital sendiri umumnya disebabkan oleh banyak hal, seperti infeksi jamur atau bakteri, alergi dan iritasi. Jika gejalanya hilang-timbul, kemungkinan penyebabnya adalah jamur. Agar tidak berulang, lakukan pencegahan sedini mungkin.

Anda bisa menghentikan pemakaian diaper sementara atau permanen. Si Kecil juga bisa dipakaikan celana dalam yang menyerap keringat dan longgar. Cara lain dengan mengganti celana dalamnya setiap 4-5 jam sekali, jika anak cenderung aktif dan berkeringat banyak.

Selain itu, ajarkan Si Kecil untuk membersihkan alat genital setelah buang air kecil. Jika anak semakin sering menggaruk dalam waktu beberapa hari, bawa ia ke dokter anak atau dokter kulit untuk memastikan kondisi yang ia alami.

Bagi anak laki-laki, segera lakukan sirkumsisi atau sunat bila infeksi berulang, mengalami infeksi saluran kemih, dan kelamin membengkak. Sedangkan untuk anak perempuan, bisa diberikan obat oles dari dokter dan tetap menjaga kebersihan, untuk menjaga kelembapan area genitalnya.(M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)