Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Setelah menikah, Anda dan pasangan tentu menginginkan kehadiran seorang anak di tengah keluarga. Meskipun begitu, ada kondisi yang mengganggu kesuburan sehingga membuat Anda dan pasangan sulit memiliki anak. Beberapa masalah berikut ini berhubungan dengan kesuburan pria yang dilihat dari masalah sperma dan testis, maupun fisik.
Masalah Sperma dan Testis
- Sulit Ejakulasi. Profesor Rob McLachlan, MBBS, FRACP, PhD, ahli endokrin dari Monash Medical Center, Melbourne, Australia, mengatakan bahwa pria yang memiliki kesulitan ejakulasi berisiko infertil. Kesulitan ejakulasi dapat terjadi karena epididimis (organ yang menyimpan sperma dari testikel) dan vas deferens (tabung yang berfungsi untuk mendorong dan menyimpan sperma), tertahan atau rusak sehingga tidak bisa mengeluarkan sperma yang baik.
- Varicoceles. Varicoceles atau varikokel adalah varises pada skrotum atau kantong sperma. Terjadi pembesaran pembuluh vena dan membuat salah satu buah zakar tampak membesar. Biasanya para pria tidak menyadari hal ini, namun lama kelamaan ia akan merasa sakit di bagian zakar ketika duduk, berdiri, atau olahraga terlalu lama.
Varikokel ini membuat pria tidak subur, karena peningkatan suhu pada buah zakar dan darah yang menumpuk di bagian skrotum sehingga proses spermatogenesis terganggu. Untuk mengatasinya, dokter biasanya menyarankan operasi, baik operasi terbuka, maupun laparoskopi. Jika tidak mau operasi, Anda disarankan untuk melakukan IVF atau inseminasi.
- Retrograde Ejaculation. Kelainan ejakulasi lainnya adalah retrograde ejaculation. Profesor Rob menjelaskan bahwa ini adalah kondisi saat air mani yang semestinya keluar ketika pria berejakulasi, malah kembali masuk ke kandung kemih. Retrograde ejaculation terjadi karena katup pada kandung kemih pria tidak dapat bekerja dengan normal, sehingga sperma yang keluar jumlahnya sedikit atau bahkan tidak ada. Jika seorang pria mengalami kondisi ini, segeralah periksakan ke dokter.
Jika obat-obatan yang diberikan tidak mumpuni, biasanya dokter akan menganjurkan IVF atau inseminasi buatan bagi pasangan suami-istri. David L. Rowland dalam buku Sexual Dysfunction in Men mengatakan bahwa gangguan ejakulasi juga dapat terjadi karena adanya masalah psikologis dengan pasangan. Ini menyebabkan pria sulit terangsang dan sulit ejakulasi. Untuk mengatasinya, Anda bisa berkonsultasi dengan konselor dan meningkatkan quality time dengan pasangan.
- Disfungsi ereksi. Journal of Sexual Medicine mencatat bahwa kesulitan atau disfungsi ereksi disebabkan oleh kondisi fisik dan gaya hidup, seperti obesitas, kebiasaan mengonsumsi alkohol, hingga kesulitan tidur. Para peneliti menyarankan agar para pria memperbaiki gaya hidup dan mencoba olahraga, seperti yoga atau latihan Kegel. Latihan Kegel diperlukan juga oleh para pria, karena dasar panggul akan membantu penis tetap keras selama ereksi. Hal itu akan menekan pembuluh darah, sehingga darah tetap mengalir di sekitar penis sampai ereksi selesai.
Masalah Fisik
Selain masalah sperma, gaya hidup, dan lingkungan sekitar, ternyata kondisi fisik juga dapat memengaruhi fertilitas seorang pria. Ada penyakit tertentu yang dapat berpengaruh pada tingkat kesuburan dan kualitas sperma, seperti:
- Riwayat Gondongan/Parotitis. Jika seorang pria pernah mengidap gondongan, maka ia berisiko tidak subur. Parotitis merupakan penyakit menular dan disebabkan oleh virus paramikdovirus RNA. Penyebaran virus tersebut dapat menyerang testis dan sangat memengaruhi kualitas sperma yang dikeluarkan. Selain gondongan, pria yang pernah mengalami trauma di bagian kemaluan, seperti terbentur atau jatuh, berisiko tidak subur di kemudian hari.
- Diabetes. Pria yang memiliki penyakit diabetes juga berisiko mengalami infertilitas akibat hormon insulin yang dimasukkan ke dalam tubuh penderita diabetes. Ternyata, hormon ini memengaruhi kualitas sperma yang dimilikinya. Tommaso Falcone, M.D., FRCS(C), FACOG, ahli ginekologi dari Reproductive Endocrinology Research Laboratory di Cleveland Clinic, AS, mengatakan bahwa dengan diet yang sehat, olahraga yang baik, dan pengaturan kadar gula darah yang tepat, seorang penderita diabetes dapat meningkatkan kualitas spermanya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)