Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Teknologi, khususnya gadget dan TV, menimbulkan efek negatif yang lebih besar bagi Si Kecil dibandingkan efek positifnya. Karena itu, orangtua sebaiknya tidak terlalu sering membiarkan balita bermain gadget atau menonton TV sendirian dan berlama-lama. Apa saja, dampak negatif dari penggunaan teknologi terhadap psikologis Si Kecil? Ini penjelasannya, Moms.
Kehilangan konsentrasi
Berbagai penelitian menunjukkan jika Si Kecil terlalu sering terpapar gadget, ia akan mengalami penurunan konsentrasi saat belajar. Fokusnya mudah sekali terganggu, sehingga prestasinya pun bisa dipastikan kurang memuaskan. Ia biasanya lebih suka berimajinasi atau terobsesi menjadi tokoh favorit yang dilihat atau dimainkannya dalam gadget.
Mudah puas
Teknologi memberikan banyak sekali kemudahan pada Si Kecil, sehingga bisa membuatnya tumbuh sebagai pribadi yang mudah puas. Akibatnya, ia akan cepat putus asa dan mudah menyerah jika mengalami suatu tantangan yang membuatnya merasa kesulitan. Hal ini tentu akan memengaruhi pertumbuhannya dan membuatnya selalu bergantung pada orang lain.
Anti-sosial
Seorang anak yang sudah kecanduan gadget umumnya tidak peduli terhadap sekitar dan tidak mengerti bagaimana cara bersosialisasi yang baik. Ia pun tidak memahami adanya sebuah proses yang harus dijalani untuk mendapatkan sesuatu. Contohnya, Si Kecil tidak menyadari bahwa ia harus antre jika ingin mendapatkan es krim kesukaannya, karena ada banyak orang yang menginginkan hal yang sama. Baginya, semua hal yang ia inginkan harus segera terwujud, seperti dalam permainan di gadget atau tontonan di TV.
Lebih emosional
Anak yang kecanduan gadget akan menjadi lebih emosional dibandingkan dengan yang belum terpapar gadget. Kondisi itu dapat terjadi akibat pengaruh permainan pada gadget dan ketidakmampuannya untuk mengolah emosi karena tidak terbiasa berinteraksi dengan orang lain. Ia pun hanya bisa marah, mengamuk, dan menangis saat keinginannya tidak terpenuhi.
Mengaburkan realita
Games yang ada di gadget seringkali mengecoh Si Kecil dan membuatnya berpikir bahwa hal itu juga bisa dilakukan di dunia nyata. Contohnya, tidak sedikit berita mengabarkan tentang balita yang mencoba terbang dari jendela lantai 2 rumahnya karena mencoba menjadi tokoh favoritnya. Pengawasan orangtua atau orang dewasa di sekitar Si Kecil pun harus diperketat untuk memberikan pemahaman yang benar kepadanya.
Tidak memahami privasi
Tidak sedikit orangtua yang sudah membuatkan media sosial bagi anak-anaknya yang masih balita dan itu tentunya tidak lepas dari pengaruh pesatnya perkembangan teknologi. Meskipun tidak memberikan efek langsung, terbiasa menaruh foto-foto Si Kecil di media sosial tanpa seizinnya (apalagi dengan gaya setengah telanjang atau bahkan telanjang bulat) akan membuatnya berpikir bahwa hal itu biasa. Ia pun menjadi tidak memahami pentingnya menjaga privasi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya (M&B/SW/Dok. Freepik)