FAMILY & LIFESTYLE

Apa Itu Infertilitas Atau Ketidaksuburan?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Setiap pasangan yang telah menikah tentu mengharapkan hadirnya buah hati di tengah keluarga mereka. Namun, jika sudah lama menikah tapi tidak memiliki momongan, ada satu kondisi yang mungkin saja dialami sebuah pasangan dan itu berkaitan dengan fertilitas atau kesuburan.

Fertilitas adalah indikator kemampuan organ reproduksi Anda dalam menjalankan fungsi fertilisasi atau pembuahan. Jika dalam setahun Anda sudah rutin berhubungan seksual, tidak menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum juga hamil, bisa jadi Anda atau pasangan termasuk infertil atau tidak subur.

Kata mandul kerap dilontarkan kepada pria dan wanita yang tidak bisa menghasilkan anak. Padahal menurut dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K), dokter spesialis kebidanan dan kandungan subspesialis fertiliti dan hormon reproduksi, serta ahli bedah laparoskopi, kata mandul kurang etis, karena ada beberapa faktor yang membuat sepasang suami istri tidak subur.

Faktor tersebut di antaranya adalah masalah kesehatan, kondisi sperma, hingga hormon setiap pasangan. Karena itu, penting sekali melakukan pemeriksaan fertilitas dan melihat apakah ada gangguan atau tidak pada organ reproduksi Anda.

Infertilitas dibagi menjadi 2, yaitu infertilitas primer dan sekunder. Infertilitas primer berarti sepasang suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual, 2-3 kali seminggu tanpa alat kontrasepsi.

Sedangkan infertilitas sekunder berarti pasangan suami-istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual, sebanyak 2-3 minggu tanpa alat kontrasepsi.

Bukan tidak mungkin infertil dialami hanya oleh suami atau istri saja. Hal tersebut karena proses pembuahan yang menghasilkan kehamilan merupakan kerja sama antara suami dan istri. Kerja sama tersebut meliputi 2 faktor yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sperma ke dalam organ reproduksi istri.

2. Istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan sel telur yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim untuk menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi cukup bulan, dan dilahirkan.

Maka, pemeriksaan dari pasangan, baik suami maupun istri penting dilakukan. Selain itu, pola hidup yang sehat dengan pemenuhan nutrisi serta rutin berolahraga juga penting agar dapat menjaga fertilitas menjadi lebih sehat. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)