Type Keyword(s) to Search
BABY

Atasi Tangis Bayi di Malam Hari

Atasi Tangis Bayi di Malam Hari

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Merawat bayi merupakan kegiatan yang tidak ada hentinya. Saat baru lahir, Si Kecil tampak banyak diam, atau malah tertidur tenang. Namun setelah beberapa minggu, ia berubah menjadi 'mesin' tangis yang bisa membuat Anda kebingungan mengatasinya. Wajar kok, Moms. Pada saat seperti ini, menangis jadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan Si Kecil untuk mengutarakan keinginan atau perasaannya. Lalu bagaimana jika ia sering menangis di malam hari? Ini beberapa penyebabnya, Moms.

 

1. Kolik. Antara usia 3-14 minggu, bayi punya kebiasaan menangis di malam hari. Salah satu penyebabnya adalah kolik. Ia akan menangis terus-menerus selama beberapa jam karena hal ini. Kolik sulit untuk dijelaskan dan didiagnosis, kerap dikaitkan dengan masuk angin atau gangguan pada sistem pencernaan karena menyesuaikan pada minggu-minggu pertama setelah Si Kecil lahir. Untuk mengatasinya, Anda bisa gendong bayi dalam posisi rebah di dada Anda dan elus-elus atau tepuk-tepuk punggungnya. Hingga ia merasa nyaman dan tertidur kembali. Anda juga bisa meredakan kolik dengan memijatnya.

2. Lapar. Moms perlu tahu bahwa bayi butuh asupan tiap beberapa jam sekali. Bisa jadi saat Anda sudah tertidur pulas, jam makan bayi muncul, sehingga Anda mesti bangun untuk menyusuinya. Untuk mencegah hal ini, Anda sebaiknya mencatat jadwal makan Si Kecil, jadi Anda tidak perlu menunggu sampai ia menangis keras untuk menyusuinya. Anda juga bisa beri ASI menjelang Si Kecil tidur supaya ia kenyang dalam jangka waktu lebih lama.

3. Buang air. Kondisi ini bisa membuatnya tidak nyaman. Untuk itu, segera ganti popoknya, bersihkan area kelamin dan pantatnya dengan kapas, keringkan, lalu ganti popoknya dengan yang baru.

4. Bosan. Di saat yang lainnya tertidur pulas, bayi Anda satu-satunya yang terjaga. Hal ini bisa membuat Si Kecil merasa kesepian dan bosan, sehingga akhirnya ia menangis karena butuh perhatian. Untuk mengatasinya, perlihatkan wajah Anda, perdengarkan suara Anda, atau sentuh ia dengan kasih sayang sehingga bisa meredakan tangisnya. (Susanto Wibowo/Dok. Freepik)