Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

9 Mitos Dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi

9 Mitos Dan Fakta tentang Alat Kontrasepsi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Saat memutuskan untuk berkeluarga dan memiliki anak, tentu harus ada perencanaan yang matang sebelumnya, mulai dari usia menikah, hingga jumlah anak yang ingin dimiliki. Perencanaan tersebut penting dilakukan untuk meraih kehidupan keluarga yang berkualitas. Keputusan mengenai perencanaan tersebut juga pastinya harus disepakati bersama, baik dari Anda sebagai calon ibu maupun dari pasangan.

Untuk perencanaan dalam berkeluarga dan memiliki anak, maka penggunaan alat kontrasepsi menjadi penting agar bisa membuat rencana berjalan dengan baik. Ada banyak alat kontrasepsi yang tersedia dalam berbagai pilihan, mulai dari kondom, pil KB, IUD, implan, hingga suntik. Pada dasarnya semua alat kontrasepsi efektif mencegah kehamilan tak terencana, namun untuk memilih alat kontrasepsi yang paling tepat, perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kepribadian masing-masing pengguna.

Dengan alat kontrasepsi, Anda dapat mengatur dan membentuk keluarga kecil Anda dengan lebih baik. Penggunaan alat kontrasepsi dalam jangka panjang juga tidak berarti mengganggu kesuburan. Saat Moms memutuskan untuk memiliki anak, Anda tinggal berhenti memakai alat kontrasepsi, dan kemungkinan untuk hamil amat besar.

Meskipun demikian, masih ada banyak mitos atau miskonsepsi di kalangan masyarakat mengenai penggunaan alat kontrasepsi. Untuk itu, Moms perlu mengetahui fakta di balik mitos-mitos tersebut. Berikut ini sejumlah mitos dan fakta yang terkait dengan kontrasepsi, Moms.


Mitos: Pil KB bikin gemuk

Fakta: Semua tergantung pada reseptor tubuh masing-masing. Jika Anda menjalani pola hidup sehat, maka Anda tidak akan mengalami kenaikan berat badan.


Mitos: Menyusui dapat mencegah kehamilan

Fakta: Hal ini terjadi hanya jika memenuhi tiga kriteria, yaitu: ibu menyusui secara eksklusif; bayi berumur kurang dari 6 bulan; dan ibu belum mendapat menstruasi. Jika salah satu kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka tetap perlu menggunakan kontrasepsi.


Mitos: Menggunakan kontrasepsi dalam jangka waktu lama dapat mengganggu kesuburan

Fakta: Penggunaan alat kontrasepsi dalam jangka panjang tidak berarti mengganggu kesuburan. Ketika Anda berhenti memakai alat kontrasepsi, kemungkinan untuk hamil kembali amat besar.


Mitos: Tidak boleh memakai IUD sebelum mempunyai anak

Fakta: Pasangan mana pun, baik yang sudah atau belum memiliki anak, dapat menggunakan IUD. Namun, kondisi kesehatan mereka harus baik (tidak memiliki penyakit kanker rahim, leher rahim, ovarium, dan penyakit menular seksual). Setelah itu, cukup sesuaikan ukuran IUD dengan panjang rahim Anda.


Mitos: IUD bisa berpindah tempat setelah dipasang

Fakta: IUD tidak dapat berpindah tempat, namun tetap diperlukan kontrol untuk mengecek lokasi IUD dalam rahim. Karenanya, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setahun sekali ke bidan/dokter atau jika ada keluhan.


Mitos: Morning pill sama halnya dengan pil aborsi

Fakta: Morning pill atau kontrasepsi darurat bertujuan untuk mencegah kehamilan pada saat Anda lupa menggunakan kontrasepsi maksimal dalam jangka waktu 120 jam setelah berhubungan. Kalau memang sudah terjadi kehamilan, maka tidak akan berpengaruh terhadap janin.


Mitos: Kontrasepsi tidak diperlukan bagi wanita di atas umur 35 tahun

Fakta: Tidak benar, karena selama belum memasuki menopause, wanita masih berpeluang untuk hamil.


Mitos: Tubuh perlu beristirahat sejenak dari pemakaian kontrasepsi

Fakta: Satu-satunya alasan Anda perlu break dari kontrasepsi adalah pada saat Anda berharap ingin hamil kembali.


Mitos: Pil KB dapat mencegah dan mengurangi jerawat

Fakta: Pil KB yang memiliki kandungan hormon progesteron, berfungsi mengurangi kelebihan hormon androgen dalam tubuh wanita. Salah satu penyebab wanita memiliki banyak jerawat dan bulu-bulu halus berlebihan.


(Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)