Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Waspada Mata Juling Pada Anak dan Kenali Jenisnya

Waspada Mata Juling Pada Anak dan Kenali Jenisnya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Tak sedikit anak-anak usia balita harus mengalami kelainan pada bagian mata. Salah satunya adalah strabismus atau lebih sering dikenal dengan mata juling. Ciri-ciri mata juling akan tampak bila kedua mata tidak tertuju pada satu objek sehingga satu mata lurus ke depan dan mata lainnya menyimpang dari posisi yang seharusnya.

 

Mata juling umumnya karena faktor keturunan, namun ada kemungkinan Si Kecil bisa mengalaminya tanpa sebab yang belum diketahu. Mata juling memiliki dua sifat. Pertama horizontal, yaitu satu mata ke dalam atau satu mata keluar. Dan kedua vertikal, di mana satu mata lebih tinggi atau lebih rendah dari mata yang lain.

 

Selain itu, juling bersifat konstan, yaitu tampak setiap saat atau timbul pada keadaan tertentu saja. Misalnya, ketika Si Kecil sedang sakit, melamun saat melihat jauh, atau mengalami kelelahan. Mata juling sendiri memiliki 3 jenis yang bisa dialami anak:

 

  1. Ambliopia atau mata malas

    Bila anak menderita juling konstan, maka matanya yang menyimpang umumnya tidak digunakan untuk melihat dengan baik. Hal ini mengakibatkan mata tersebut mengalami penurunan tajam penglihatan (mata malas)
     

  2. Penglihatan Binokular Buruk

    Penglihatan binokular adalah kemampuan mata untuk melihat kedalaman (depth perception) atau tiga dimensi (3D=stereo vision). Untuk mencapai kemampuan ini, maka harus ada kerja sama yang harmonis antara kedua mata yang tertuju pada satu objek yang menjadi pusat perhatian. Anak yang juling konstan tidak memiliki kedua memapuan mata tersebut.
     

  3. Posisi Kepala Abnormal

    Beberapa anak yang juling merubah posisi kepala (abnormal head posture) agar dapat mempertahankan keduduka kedua mata tetap lurus dan tertuju pada objek yang menjadi pusat perhatian. Misalnya kepala miring atau memalingkan wajah (face turn/tilt/lift).

 

Untuk itu, perlu dilakukan terapi agar mata juling bisa kembali normal. Terapi dibagi menjadi 2 bagian:

 

  • Bila ditemukan ambliopia atau mata malas, maka harus diatasi terlebih dahulu. Hal in idapat dilakukan dengan menutup mata yang baik untuk memaksa anak menggunakan matanya yang malas (terapi oklusi atau patching).

    Bila tajam penglihatan pada mata yang menyimpang sudah menjadi normal, maka anak telah menggunakan kedua mata secara seimbang dan jling akan terlihat bergantian di kedua mata.
     

  • Bila penglihatan mata yang malas telah membaik, baru dilakukan operasi juling untuk mengembalikan kedudukan bola mata. Diharapkan peluang berkembangnya penglihatan binokular juga tercapai bila juling ditangani pada anak usia dini.

 

Pada mata dengan juling konstan, operasi sebaiknya dilakukan bila penglihatan pada kedua mata telah seimbang. Hal ini akan membantu penglihatan binokular berkembang. Namun, untuk anak dengan juling yang hilang timbul, operasi juling tidak harus dilakukan segera karena anak masih memiliki penglihatan binokular yang baik pada sebagian waktu.
(Vonia Lucky/MA/Dok. Flickr)