Type Keyword(s) to Search
BABY

7 Hal Penyebab Kejang pada Bayi

7 Hal Penyebab Kejang pada Bayi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Ya, Moms, bayi dapat mengalami kejang. Kejang dapat menyerang siapa pun di segala rentang usia dengan berbagai sebab berbeda. Dokter Muhammad Anwar Irzan, dokter umum di Klinik Brawijaya UOB Plaza Thamrin, menyatakan bahwa kejang merupakan gerakan otot tubuh yang berkontraksi secara tidak terkendali. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan ataupun kelainan pada pengendalian sinyal listrik (neurotransmitter) dari pusat saraf otak ke otot-otot tubuh.

Umumnya, ketika seseorang kejang terlihat dari tubuh yang menghentak, bergetar, atau bahkan kehilangan kesadaran. Namun, tanda-tanda kejang pada bayi terjadi lebih halus. Menurut dr. Adam Hartman, profesor asisten Neurology and Pediatrics di Johns Hopkins Children's Center, Baltimore, tanda kejang pada bayi tidak sama dengan kejang yang terjadi pada orang dewasa.

Tanda-tandanya cenderung tersamar ataupun sangat halus. "Awalnya, Anda pasti tidak menyadari bahwa ada yang salah," ujar dr. Hartman.


Apa Penyebab dan Ciri-Cirinya?

Penyebab dari kelainan neurotransmitter berbeda-beda, sehingga cara penanganannya juga berbeda-beda. Faktor-faktor penyebab tersebut dapat dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

Kejang disebabkan oleh adanya kelainan saraf otak atau cacat otak sejak lahir. Cacat saraf otak dapat disebabkan oleh perkembangan otak janin yang tidak optimal pada masa kehamilan, kelainan genetik turunan, ataupun kecelakaan saat lahir. Umumnya, bayi yang berasal dari anggota keluarga dengan riwayat kejang bayi memiliki kecenderungan untuk kejang dibandingkan dengan yang tidak.

Sebab kejang yang termasuk dalam faktor internal, antara lain:

1. Bayi lahir prematur dan mengalami pendarahan dalam otak. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai intracranial haemorrhage.

2. Bayi lahir tepat waktu namun kekurangan oksigen di otak. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai perinatal hypoxia.

3. Bayi memiliki kadar glukosa, kalsium, maupun sodium dalam darah yang rendah.

4. Bayi lahir dengan kerusakan pada jaringan otak. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai cerebral dyplasia.

5. Bayi mewarisi kondisi medis dari keluarga, seperti benign neonatal convulsions, kelainan sistem metabolisme seperti kekurangan GLUT 1, ataupun kelainan genetis seperti sindrom Dravet.

Faktor Eksternal

Kejang disebabkan oleh hal-hal di luar tubuh, seperti infeksi oleh bakteri ataupun virus. Sebab yang termasuk dalam faktor eksternal, antara lain:

1. Meningitis: bayi sangat rentan terserang infeksi bakteri penyebab meningitis. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri akan menyebabkan bayi mudah kejang.

2. Demam: merupakan penyebab kejang bayi yang paling umum terjadi. Apabila suhu tubuh bayi naik menjadi 390Celcius dalam waktu singkat, maka risiko kejang pada bayi juga semakin tinggi. (Gabriela A. Pramesvari/DON/Dok. Freepik)