Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Dokter Tompi: Jangan Tanam Filler di Pinggir Jalan Ya

Dokter Tompi: Jangan Tanam Filler di Pinggir Jalan Ya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Pemakaian tanam benang atau filler di hidung supaya terlihat mancung masih jadi tren sampai saat ini. Banyak yang memilih penanganan ini agar hidung mereka terlihat mancung, yang tentu bisa meningkatkan rasa percaya diri.

 

Namun, jangan sampai memilih tempat yang sembarangan ya, Moms. Menurut, dr Teuku Adifitrian, Sp.BP, dokter bedah plastik, saat ini trennya filler disalahgunakan oleh oknum untuk membuka bisnis jasa tanam benang. Padahal mereka tidak punya latar belakang pendidikan bedah plastik. Efeknya, bisa menjadi masalah kesehatan dan estetika di kemudian hari, atau komplikasi.

 

 

Apakah filler atau tanam benang aman untuk memancungkan hidung? Apa yang boleh? Apa batasannya??

A post shared by Beyoutiful Clinic by dr Tompi (@beyoutiful_drtompi) on

 

Dokter Tompi – begitu biasanya dikenal – mengaku setiap bulannya suka menerima pasien dari oknum pemasangan filler yang bermasalah. Mereka tidak mau kembali lagi dan baru memutuskan ke dokter bedah kecantikan setelah ada masalah. Menurutnya, kondisi ini tak bisa didiamkan saja meski tanam benang ada dalam dunia kedokeran.


"Masalahnya bukan di benangya. Tapi 1, operatornya 2, tehnik, 3 indikasi yang tepat," tulisnya dalam keterangan foto di @beyoutiful_drtompi

 

Dari efek memasang di 'tempat yang salah' maka hidung mereka akhirnya malah rusak. Alih-alih pengen hidung terlihat mancung, malah hidung bengkak dan mengeluarkan nanah.


"Banyak dapet pasien yang ngeluh malah hidungnya jadi gendut lebih tebel dan lebar," tulis dr. Tompi.

 

 

Dokter Tompi juga mengimbau masyarakat untuk mendatangi klinik kecantikan spesialis yang sudah terbiasa memberi penanganan perihal estetika. Jangan yang ada di pinggir jalan dan tak berlatar pendidikan kedokteran. Hal itu untuk mengurangi risiko masalah kesehatan di kemudian hari ataupun komplikasi. (Qalbinur Nawawi/Dok. Tompi)