Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Tidak Sarapan? Ini 4 Dampak Negatifnya Bagi Tubuh

Tidak Sarapan? Ini 4 Dampak Negatifnya Bagi Tubuh

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Salah satu kegiatan yang wajib dilakukan saat akan berkegiatan di pagi hari adalah sarapan. Banyak manfaat yang didapat ketika kita menyempatkan waktu untuk mengonsumsi makanan di pagi hari. Selain menjadi sumber energi, sarapan juga dapat menekan rasa lapar sehingga membantu proses penurunan berat badan.

 

Namun, kebiasaan ini masih tergolong rendah dilakukan oleh orang Indonesia, jika dibandingkan dengan makan siang atau makan malam. Menurut Naskah Akademik Pekan Sarapan Nasional, PERGIZI PANGAN Indonesia 2012, prevalensi tidak biasa sarapan pada anak dan remaja bisa mencapai angka 17-59 persen dan pada orang dewasa 31,2 persen.

 

Hasil analisis data konsumsi pangan Riskesdas 2010 pada 35.000 anak usia sekolah bahkan menunjukkan sekitar 44,6 persen anak usia sekolah yang sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15 persen kebutuhannya saat sarapan, yang seharusnya 15-30 persen dari kebutuhan minimumnya.

 

Tidak Sarapan? Ini Dampaknya

Tidak sarapan saat pagi hari ternyata memberi dampak kurang baik untuk kesehatan. Di antaranya:

1. Kurang gizi harian

Tubuh tidak mendapat asupan gizi maksimal karena kebutuhan gizi yang penting dan di dapat saat sarapan tidak bisa digantikan pada jadwal makan lainnya.

 

2. Tidak bisa mengontrol nafsu makan

Seseorang yang tidak melakukan sarapan cenderung tidak bisa mengontrol nafsu makan dibanding mereka yang rutin sarapan saat pagi hari.
 

3. Bisa memicu obesitas

Jika Anda tidak biasa untuk sarapan, bisa memiliki Indeks Massa Tubuh yang lebih tinggi (IMT) dan dapat mempengaruhi tingkat obesitas pada tubuh Anda.

 

4. Kemampuan kognitif lebih rendah

Tidak makan pagi atau sarapan membuat seseorang memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan individu yang rutin sarapan.

 

Selain baik untuk kesehatan fisik, sarapan sehat juga memberikan manfaat bagi kesehatan mental. Hal ini pun diungkapkan Anita Chandra, M.Psi, seorang psikolog yang juga ibu dari dua anak. Ia mengatakan bahwa sarapan bersama keluarga di pagi hari dapat menjadi saran mengajarkan kebiasaan baik sekaligus menjadi waktu berkualitas antar anggota keluarga.

 

"Sebagai seorang Ibu, saya tahu betul betapa repotnya menyiapkan sarapan berkualitas. Kebiasaan minum susu membantu pemenuhan gizi anak dan keluarga serta membiasakan keluarga untuk mempunyai gaya hidup sehat. Kebiasaan sehat adalah modal utama membangun keluarga kuat, baik secara fisik mau pun mental,” tambahnya.

 

Ada seribu satu alasan seseorang memilih untuk tidak sarapan. Mulai dari perasaan mual saat makan pagi hingga tidak memiliki waktu karena harus berangkat cepat atau buru-buru. Untuk mengakali hal tersebut, baik anak-anak hingga orang tua bisa memilih susu sebagai pengganti sarapan.

 

Untuk itu, Frisian Flag bekerjasama dengan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia membuat kampanye #SemangatPagi. Kampanye ini bertujuan untuk mendorong setiap keluarga untuk menikmati sarapan, termasuk dengan segelas susu yang penuh dengan gizi.

 

PERGIZI PANGAN sendiri juga selalu mengadakan Pekan Sarapan Sehat (PESAN) sebagai sarana edukasi kepada orang tua untuk mengajak seluruh anggota keluarga agar mau sarapan. Dengan begitu kesehatan fisik dan mental mereka juga menjadi baik, bahkan sejak kecil. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)