Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Salah satu ancaman yang paling ditakuti para wanita di seluruh dunia adalah terkena kanker serviks. Di Indonesia, lebih dari 92 ribu wanita meninggal akibat penyakit mematikan ini. Hal tersebut juga menjadikan Indonesia sebagai negara kedua dengan kasus kanker serviks terbesar di dunia. Ini bukanlah prestasi, namun fenomena yang bisa dicegah.
Kanker serviks sendiri terjadi di area serviks, yang sering disebut juga leher rahim. Penyakit ini hanya akan dialami wanita, khususnya mereka yang aktif secara seksual. Penyebab utamanya adalah infeksi virus yang bernama HPV (human-papillomavirus), virus yang bisa tersebar melalui alat genital baik wanita maupun pria. "Kabar baiknya, penyakit mematikan ini bukan penyakit keturunan," lengkap dr. Ardiansjah Dara, SpOG, dokter spesialis obgyn dari Siloam MRCCC Hospital, Semanggi.
Gejala Kanker Serviks
Gejala paling umum akan terlihat saat wanita mengalami keputihan yang bercampur dengan darah. Aromanya pun khas dapat langsung didiagnosa dokter sebagai kanker seviks. Tidak hanya melalui hubungan intim, virus HPV juga bisa tersebar meski hanya dengan meraba area genital wanita. Walaupun sudah memastikan kebersihan, namun virus ini tetap dapat tersebar melalui kegiatan yang berkaitan dengan sentuhan langsung pada area vagina.
IVA dan Pap Smear
Karenanya, wanita yang telah secara aktif melakukan hubungan seks harus melakukan serangkaian pengecekan secara rutin. Seperti tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), untuk memeriksa leher rahim secara kasat mata. Caranya dengan memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3 sampai 5 persen. Tes lainnya dengan cara vagina torch yaitu melakukan pembersihana di area vagina secara rutin dengan cairan khusus dan dibantu oleh dokter kandungan.
Tes yang juga menjadi wajib dilakukan adalah pap smear. Tes ini menggunakan alat bernama cocor bebek yang dimasukkan pada area vagina. Lalu, dokter akan mengambil sampel dari area mulut rahim untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Proses pengecekan tidak lebih dari 10 menit dan tanpa rasa sakit sedikit pun. Jadi, setiap wanita sangat penting untuk melakukan tes pap smear ini.
Cegah dengan Vaksinasi!
Kanker servik juga bisa dicegah, dengan cara yang paling ampuh adalah dengan vaksinasi. Vaksin sudah bisa diberikan sejak usia 10 tahun hingga 55 tahun. Pemberiannya dilakukan tiga kali secara berkala, sesuai waktu vaksinasi pertama. Vaksin tersebut dapat diberikan kembali dalam waktu 10 tahun berikutnya.
KICKS X HOPE
Sebagai langkah untuk mendukung pencegahan secara menyeluruh di Indonesia, Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) pun melakukan suatu gerakan. Bekerja sama dengan Bracelet of HOPE serta berkolaborasi dengan Senayan City pun melakukan kampanye pencegahan kanker serviks.
Bagi Moms yang ingin berpartisipasi, bisa ikut membeli gelang Hope yang dijual pada pop-booth Gelang Harapan Kanker Serviks seharga Rp150.000. Booth ini telah dibuka sejak 15 sampai 25 Februari 2018. Selain itu, Moms juga bisa mendapatkannya melalui situs www.gelangharapan.com. Semua dana yang diterima pun akan digunakan untuk menghadirkan vaksin HPV agar bisa merata dan di dapat seluruh wanita di Indonesia.
Mari #CegahKankerServiks sejak dini, agar kehidupan wanita Indonesia dan seluruh dunia bisa menjadi lebih baik. Dan jangan mau kalah dengan kanker serviks karena #CervicalCancerCannotBeatMe. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik dan KICKS)