Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
ANDA adalah seorang ibu pekerja. Anda baru saja masuk kerja setelah cuti hamil. Di kepala Anda sudah terkumpul informasi mendidik anak, tapi masih ada rasa bingung menerapkannya. Dari mana harus saya mulai?
Pertama, Anda harus punya agenda kegiatan harian atau bahkan mingguan. Ya, buatlah kegiatan yang Anda ingin lakukan bersama anak Anda, Moms. Mulai dari jenis kegiatannya, hingga jam mulai sampai selesainya. Hal itu karena waktu yang dimiliki seorang ibu pekerja sangat sedikit. Waktu berkualitas hanya tercipta setelah ia pulang, sementara saat pagi atau subuh harinya menyiapkan masakan untuk anak dan suami.
“Jadi, memang, kemampuan mengatur waktunya harus sangat baik. Soalnya kita nggak bakal bisa melakukan semua program diwaktu sedikit. Berapa sih waktu ibu pekerja untuk anak? Paling lama tiga jam, mulai dari jam 7 sampai 10 malam. Tetapi, kita bisa mengusahakan dari sedikitnya kehadiran Anda terasa oleh anak. Yang umurnya 1-2 tahun diajak main-mainan, sisanya bisanya bisa dengan mengajak ngobrol, lego bersama, menemani ia main sepeda,” kata Mira D. Amir, psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia dalam wawancara eksklusif dengan redaksi Mother & Baby lewat sambungan telepon, Selasa (16/1/2018)
Akan lebih baik, tambah Mira, Anda punya sosok substitusi peran Anda sebagai ibu, apakah perawat, asisten rumah tangga, tante, atau mertua. Dengan adanya sosok pengganti, pengenalan dengan benda dan lingkungan tetap ada plus pengawasan kegiatan mereka.
“Dengan kita punya sosok substitusi, kita bisa leluasa berkerja nanti. Karena sering kalau enggak ada yang dibantu orang lain, saat kita mau mandi saja mereka pasti mau ngikut. Lebih enak punya pendukung, kan?” urainya.
“Dan, lebih enak lagi, program kegiatan yang Anda buat bisa dilakukan pendukung Anda. Semisal Anda minta bantuan sama mertua, saat malamnya kita bisa mengevaluasi kegiatan yang dilakukan tadi pagi bersama mertua. Atau, Anda juga bisa memulai kegiatan baru buat anak Anda,” pungkasnya. (Qalbinur Nawawi/ Foto: Pexels)