Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Banyak mitos yang beredar seputar menggendong bayi. Salah satunya adalah sering menggendong bayi membuatnya 'bau tangan' atau jadi manja. Apakah mitos itu benar? Menurut psikolog anak dan remaja, Saskhya Aulia Prima, M.Psi., menggendong bayi justru memberikan banyak manfaat bagi Si Kecil dan Anda lho, Moms. Yuk, simak wawancara eksklusif Mother&Baby dengan psikolog yang satu ini.
Apa dampak psikologis anak yang sering digendong?
Untuk usia 0-24 bulan, bayi butuh sekali digendong ketika dia membutuhkan. Ketika orang tua menggendongnya, maka dapat menumbuhkan rasa percaya anak kepada orang tuanya. Bayi juga merasa lebih aman berada di dunia ini, sehingga mampu untuk bereksplorasi.
Nah, itulah yang membuat anak lebih mandiri. Jadi kalau dibilang menggendong bayi membuat anak manja, itu hanya mitos. Faktanya, menggendong saat bayi membutuhkan justru membuatnya tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan mandiri.
Adakah dampak negatif kalau anak terlalu sering digendong?
It's ok to pick up your babies, everytime she or he cries. Kenapa? Karena setiap kita mengangkat bayi ketika ia menangis, kita membantu bayi menurunkan level stresnya. Selain itu, hal itu juga membantu mentransfer hormon-hormon cinta ibu pada bayi, yang membuat anak jadi mudah berdaptasi dengan lingkungannya. Jika anak mudah beradaptasi, ia jadi lebih mudah mengenali lingkungannya, sehingga anak menjadi semakin pintar.
Mau lebih banyak tips mengenai pentingnya menggendong bayi? Klik video wawancara kami dengan Saskhya Aulia Prima, M.Psi di bawah ini ya, Moms. (Tiffany Warrantyasri/Dok. Freepik, Video Dok. M&B)
- Tag:
- psikolog
- bayi
- batita
- menggendong
- psikis