Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Disleksia adalah gangguan yang dialami anak selama proses belajar, baik membaca, menulis, maupun mengeja. Menurut dr. Kristiantini Dewi, Sp.A. dari IndiGrow Child Development Center yang juga Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia, otak penyandang disleksia membaca atau menerjemahkan kode simbol dengan cara berbeda dan menggunakan jalan yang berbeda.
Untuk mengetahui apakah anak mengalami disleksia atau tidak, berikut tanda-tanda yang terlihat. Dengan memahami tanda berikut, bisa membantu dalam menangani anak disleksia tersebut.
1. Pelupa: Penyandang disleksia biasanya sangat pelupa melebihi teman sebayanya, hampir di setiap saat atau setiap waktu.
2. Gangguan Bahasa: Sulit mengutarakan maksudnya karena memiliki gangguan kebahasaan. Kesulitan membedakan unit bunyi terkecil dari suatu huruf (phonological awareness), misalnya, taman untuk tanam. Mengungkapkan sesuat dengan istilah tidak tepat; kesulitan bercerita secara runut; kesulitan memahami konsep “lebih banyak dari”, “lebih sedikit dari”, “persamaan”, “perbedaan”, “sebelum”, “sesudah”; menggunakan istilah “atas” untuk “bawah”, “maju” untuk “mundur”.
3. Menulis Terbalik: Jika menulis, huruf atau lambang bilangannya terbalik. Gejala ini sering digeneralisasi sebagai pertanda khas dan pertanda tunggal disleksia. Padahal, tidak demikian. Anak disleksia melakukan hal ini lebih konsisten dan lebih sulit dikoreksi. Sebaliknya, anak tersebut mungkin disleksia tapi tidak menulis secara terbalik.
4. Sulit Mengurut Abjad: Menyusun dan menyebutkan huruf-huruf dalam abjad secara tepat menuntut keterampilan merunut dan working memory. Karena itu, sering kali merupakan kegiatan yang sulit bagi anak disleksia usia pra-sekolah.
5. Kesulitan Koordinasi: Gejala disleksia yang paling mudah terlihat di usia pra-sekolah adalah kesulitan dalam koordinasi gerakan motorik seperti sering terjatuh, sering menabrak benda, atau sering tersandung. Sekalipun gejala ini tidak terlihat, tetap patut diperhatikan.
6. Sulit Beraktivitas: Anak disleksia sulit melakukan aktivitas dengan keterampilan motorik halus seperti mewarnai, tracking pola, menggunting, mengancing baju, memakai kaos kaki, dsb.
7. Respons Lambat: Ketika diberi tugas atau instruksi, anak disleksia cenderung lambat dalam mengeksekusinya (slow processing speed). Gejala ini mudah dikenali pada setting belajar di sekolah.
8. Kehilangan Barang: Anak disleksia sering kehilangan barang miliknya. Seperti, kehilangan pensil, botol minum, jepit rambut dsb.
9. Riwayat Disleksia: Jika ada riwayat disleksia dalam keluarga, maka dugaan disleksia akan semakin kuat dengan dukungan gejala-gejala yang sudah ditunjukkan. (Donna Ch. Asri/Vonia Lucky/TW/Dok.Freepik)