Type Keyword(s) to Search
TOODLER

5 Hal yang Bisa Ditiru dari Orang Tua Skandinavia

5 Hal yang Bisa Ditiru dari Orang Tua Skandinavia

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, tidak hanya interior ala Skandinavian yang menarik untuk ditiru, lho. Gaya parenting mereka juga patut untuk diamati. Apalagi, Swedia, salah satu negara Skandinavia, menjadi negara terbaik di dunia untuk membesarkan anak di tahun 2017 ini. Ingin tahu alasannya?

 

1. Tidak Ada Cuaca yang Buruk untuk Bermain.
Dikutip dari Parents.com, para orang tua Skandinavia tidak pernah melarang anak-anaknya untuk bermain pada cuaca apapun. Padahal cuaca di daerah Eropa tersebut cenderung dingin, sering hujan, atau justru keduanya.

 

Namun, para orang tua tetap keluar rumah bersama anak-anaknya untuk bermain, terkadang sampai berjam-jam. Yang penting adalah mereka memastikan bahwa anak-anak menggunakan pakaian yang hangat. Hal ini membuat anak-anak lebih jarang terkena infeksi, memiliki pengelihatan yang lebih baik, tetap bugar, dan meningkatkan ketahanan tubuhnya.

 

2. Biarkan Kotor
Apakah Anda termasuk orang tua yang panik ketika Si Kecil bermain di area kotor seperti tanah atau genangan air? Tidak demikian dengan orang tua Skandinavia. Mereka justru mendukung anak-anaknya untuk bermain hingga berantakan dan kotor. Membiarkan anak-anak bermain tanah tidak hanya membuat mereka terkena bakteri jahat, tapi juga bakteri baik yang dapat membangun sistem imun yang kuat, meningkatkan kesehatan usus, dan menurunkan risiko asma dan alergi.

 

Dengan banyaknya manfaat tersebut, tentu sedikit kotor tidak menjadi masalah kan, Moms?


3. Lupakan Flashcards
Saat ini, banyak metode yang membuat Si Kecil belajar sejak dini, seperti flashcard. Hal ini sepertinya tidak berlaku bagi orang tua Skandinavia. Mereka percaya bahwa Si Kecil hanya butuh 1 hal di awal kehidupannya, yaitu waktu bermain sebanyak mungkin.

 

Untungnya, anak-anak Skandinavia mendapatkan hal itu dengan mudah, karena sekolah formal baru dimulai di usia 6-7 tahun. Sementara itu, guru-guru preschool juga merasa bahwa anak-anak akan belajar ketika mereka sudah siap, sehingga tidak ada paksaan untuk mengajarkan baca dan tulis sedini mungkin.

 

Sebuah penelitian juga menunjukkan hal serupa. Para peneliti meneliti anak-anak berusia 11 tahun, dan tidak menemukan perbedaan yang berarti antara anak yang mulai belajar di usia 5 tahun dan usia 7 tahun. Justru anak yang belajar pada usia 7 tahun memiliki sikap lebih positif saat belajar membaca.

 

4. Biarkan Mandiri
Tingginya angka kriminalitas di sebuah daerah mungkin membuat banyak orang tua memilih untuk mengantar jemput anak-anaknya. Lain halnya dengan orang tua Skandinavia. Mereka mengizinkan anak-anak untuk pergi ke taman sendirian, bahkan bebas memanjat pohon.

 

Biasanya, pada usia 9-10 tahun, anak-anak ini sudah bisa berangkat sekolah sendiri, baik dengan berjalan kaki, sepeda, atau menggunakan transportasi publik. Hal ini membuat anak-anak belajar cara mempertimbangkan risiko, membuat keputusan, dan bertanggung jawab.

 

5. Tinggalkan TV, Nikmati Alam
Anak-anak Skandinavia lebih menyukai bermain di luar, dibandingkan dengan menonton tv atau bermain gadget. Kuncinya, adalah orang tua yang lebih sering mengajak anak-anak bermain di luar. Anda tidak harus ke puncak atau pulang ke kampung untuk menikmati alam kok, Moms.

 

Hal-hal mudah seperti berjalan-jalan di sekitar rumah atau memasak barbeque di taman juga termasuk. Intinya adalah mengganti screen time dengan beragam aktivitas di luar ruangan. Bukan hanya Si Kecil tidak kecanduan gadget, ia juga belajar cara berinteraksi dengan alam. (Nadia/TW/Dok. Freepik.com)