Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Cara Mengatasi Anak GTM atau Susah Makan

Cara Mengatasi Anak GTM atau Susah Makan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Gerakan tutup mulut atau biasa disingkat GTM memang sering membuat orang tua khawatir. Bagaimana tidak, Si Kecil bagai sedang melakukan protes mogok makan! Tidak hanya menutup mulut, anak yang susah makan ini bahkan bisa menyemburkan makanannya, melepeh, atau cara-cara 'ajaib' lainnya agar makanan tidak masuk ke perutnya. Kalau sudah begini, dampaknya pasti melebar ya, Moms. Mulai dari anak mudah sakit, berat badan menurun, dan tentu saja kekurangan gizi yang sangat diperlukan untuk tumbuh kembangnya.

Penyebab GTM atau anak susah makan mungkin beragam, entah anak bosan, sedang sakit, tidak lapar, atau bahkan adanya trauma. Namun menurut penelitian multisenter yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyebab tersering GTM pada anak adalah inappropriate feeding practice, perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia. Fase ini seringkali terjadi saat penyapihan, atau waktu dimulainya pemberian MPASI.

Pemberian makan yang benar harus memperhatikan beberapa hal, seperti:

1. Tepat waktu

2. Kuantitas makanan sudah tepat

3. Kualitas makanan sudah baik

4. Kebersihan penyiapan dan penyajian makanan

5. Menu sesuai dengan tahapan perkembangan anak

Baca juga: 4 Resolusi Pola Makan untuk Anak

Cara mengatasi Anak GTM

Nah, untuk mengatasi dan mencegah anak GTM atau susah makan, orang tua harus melatih anak melakukan perilaku makan yang benar (feeding rules). Bagaimana caranya? Ikuti langkah-langkah cermat sesuai anjuran IDAI berikut ini ya, Moms.

Lakukan:

1. Teratur mengonsumsi makanan utama dan snack. Makanan utama perlu diberikan 3 kali sehari, dan dua kali snack di antaranya. Jika Moms ingin memberikan Si Kecil susu, makan berikanlah 2-3 kali saja sehari, sekitar 500-600 ml/hari).

2. Batasi waktu makan anak, maksimal 30 menit per sesi makan. Lebih dari itu, artinya anak sudah tertarik dengan makanan, atau mungkin belum lapar.

3. Pastikan lingkungan saat makan sudah menarik. IDAI menyarankan untuk membiasakan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan, setidaknya selalu latih Si Kecil untuk makan di meja makan.

4. Dukung anak untuk makan sendiri. Jika anak terlihat tidak tertarik dengan makanan yang Anda tawarkan (atau mungkin ia menutup mulutnya rapat-rapat), tawarkan kembali tanpa memaksa.

5. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri saja proses makan tersebut. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.

Baca juga: Mengajarkan Balita Etika di Meja Makan

Jangan lakukan:

1. Jangan pernah memaksa Si Kecil untuk makan, apalagi sampai memarahinya. Hal ini dapat mengakibatkan trauma, yang membuat anak semakin tidak tertarik untuk makan.

2. Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti menonton televisi, berjalan-jalan, atau bermain.

3. Saat makan, jangan berikan Si Kecil minuman lain selain air putih.

4. Jangan menjadikan makanan sebagai reward atau hadiah. (Tiffany Warrantyasri/Dok. Freepik)