Type Keyword(s) to Search
BABY

Terungkap Sindikat 'Peternakan Bayi' di Sri Lanka

Terungkap Sindikat 'Peternakan Bayi' di Sri Lanka

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Kabar mengejutkan datang dari Sri Lanka. Baru-baru ini terungkap bahwa pihak berwenang Sri Lanka telah mengakui dalam sebuah film dokumenter Belanda berjudul Zembla bahwa ribuan bayi yang lahir di sana telah menjadi korban perdagangan manusia. Praktik ini bahkan telah berlangsung sejak tahun 1980an!

 

Dikutip melalui Bbc.com, terdapat setidaknya 11.000 bayi asal Sri Lanka ini telah berhasil diadopsi ataupun diculik. 4.000 diantaranya diperkirakan berada di Belanda. Sementara yang lain pergi ke negara-negara Eropa lainnya seperti Swedia, Denmark, Jerman, dan Inggris.

 

Norbert Reinjens, seorang peneliti untuk Zembla, mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa semua jenis dokumen dipalsukan oleh otoritas adopsi, termasuk akte kelahiran, nama anak-anak, dan identitas orang tua biologis.

 

"Di beberapa institusi ada 'ibu yang bertindak' yang dibayar untuk berpura-pura menjadi orang tua biologis sambil menyerahkannya," ujar Norbert.

 

Dalam film dokumenter tersebut, penduduk setempat menuduh bahwa beberapa pekerja rumah sakit terlibat dalam kasus ini. Bahkan, terdapat ibu yang baru saja melahirkan di rumah sakit di Matugama, Sri Lanka Barat, mengatakan bahwa bayinya meninggal sesaat setelah dilahirkan, namun seorang kerabat sempat melihat dokter meninggalkan rumah sakit sambil menggendong bayinya.

 

Seorang wanita juga mengakui pada tim pembuat film dokumenter bahwa ia dibayar 2.000 Rupee oleh seseorang dari pihak rumah sakit untuk berpura-pura menjadi ibu biologis ketika menemui pasangan asing yang ingin mengadopsi anak.

 

Menteri Kesehatan Sri Lanka, Rajitha Senaratne mengatakan, pemerintah akan membentuk tim investigasi khusus terkait kasus ini. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan hal yang sangat bertentangan dengan hak asasi manusia.

 

"Hal ini akan kami selidiki, dan Saya sendiri yang akan menjadi penanggung jawabnya," ujar Senaratne seperti dikutip dari Bbc.com. "Kami akan membuat database DNA untuk membantu anak-anak tersebut menemukan ibu kandungnya," tambahnya. (Seva/TW/Dok. freepik)