Type Keyword(s) to Search
BABY

4 Dampak Buruk Bila Bayi Tidak Mendapatkan ASI

4 Dampak Buruk Bila Bayi Tidak Mendapatkan ASI

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, secara alamiah bayi sudah merasa "haus" ingin menyusu meski baru saja dilahirkan. Ya, sudah menjadi kodrat bagi seorang ibu untuk dapat menyusui Si Kecil. ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi bahkan sejak ia lahir. Akan tetapi, tak sedikit juga ibu yang kesulitan menyusui karena berbagai masalah.

 

Terkait hal tersebut, seperti dikutip melalui idai.or.id, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI. Namun, penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan hanya 49,8 % yang  memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi  WHO. Nah, rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional. 

 

Moms, berikut dampak bila jumlah bayi yang tidak mendapatkan ASI di Indonesia semakin banyak seperti dikutip melalui idai.or.id:

1 .  Bertambahnya kerentanan terhadap  penyakit (baik anak maupun ibu)
Menyusui diyakini dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10%.


2 . Biaya pengobatan bertambah
Mendukung ASI berarti dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya.


3 . Kerugian kognitif - hilangnya pendapatan  bagi individual
ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak. Kelak ia memiliki potensi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik karena memiliki kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal. Tahukah Anda dengan peningkatan IQ dan pendapatan per kapita, negara dapat menghemat Rp 16,9 triliun?


4 . Biaya susu formula
Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan orangtua dapat dihemat sebesar 14%. (Seva/HH/Dok. freepik)