Type Keyword(s) to Search
BABY

Kisah Bayi Terlantar (1): Mencari Orangtua Muhammad Iam

Kisah Bayi Terlantar (1): Mencari Orangtua Muhammad Iam

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Pagi yang cerah di 23 Agustus 2013, seorang lelaki datang bersama bayi laki-lakinya ke Puskesmas Palmerah Barat. Tidak ada yang mencurigakan dari kedatangannya. Maklum, namanya Puskesmas, semua orang bisa datang ke sana. Lelaki itu kemudian menitipkan bayi dan sebuah tas yang katanya barang milik Si Bayi ke petugas keamanan Puskesmas itu. Tetapi, setelah ditunggu beberapa waktu, lelaki itu tidak pernah kembali mengambil anaknya.

 

Masyarakat sekitar kemudian gempar. Kisah bayi dibuang beredar. "Bapak itu bilang kepada satpam, 'titip sebentar karena saya mau memfotokopi dan mengurus surat kelahiran anak saya yang hilang karena rumah kami kebakaran.' Satpam percaya saja. Tetapi kemudian ia sadar Si Bapak tidak kembali," cerita Dara Pahlarini, Kepala Puskesmas Palmerah Barat.

 

Petugas keamanan kemudian membuka tas yang dititipkan bersama Si Bayi. Mereka kemudian menemukan sepucuk surat yang menyatakan bahwa orangtua bayi tersebut sudah tidak sanggup lagi mengurus anak mereka. Si orangtua meminta bantuan kepada pihak puskesmas untuk mengadopsi bayi itu. Di dalam surat disebutkan, bayi mungil itu bernama Muhammad Iam.

 

Dimanakah Orangtua Iam?

Puskesmas Palmerah Barat kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polsek setempat. Polisi bergerak cepat meneliti semua barang yang ditinggalkan Si Bapak.  Polisi kemudian mendapatkan info bahwa orangtua Iam, tinggal di Jalan Danau Tondano no.5, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun setelah alamat tersebut didatangi, tidak ada yang mengaku sebagai orangtua Iam. Bahkan polisi tidak menemukan orang yang ciri-cirinya diceritakan oleh petugas keamanan puskesmas. Orangtua Iam betul-betul menghilang.

 

Media massa kemudian memberitakan kisah Iam. Warga tertarik melihat Iam bahkan banyak juga yang berniat mengadopsi anak berambut tebal itu. “Banyak orang datang ke sini untuk mengadopsi Iam, namun tidak kami izinkan. Karena dalam soal adopsi ada prosedurnya. Setiap anak yang ditelantarkan orangtuanya, harus melewati masa aman, yakni masa dimana tidak ada satu orang anggota keluarga pun yang mengakui keberadaan anak tersebut,” jelas Aswani, Kordinator Persalinan Puskesmas Palmerah Barat.  Demi keselamatan Iam, Polsek Palmerah membawanya ke Dinas Panti Sosial Pemerintah DKI Jakarta yang bertempat di Cipayung, Jakarta Timur.

 

Dimanakah orangtua Iam? Misteri itu mungkin akan menjadi pertanyaan besar sepanjang hidupnya. Lebih sedih lagi, Iam bukan satu-satunya bayi yang dibuang atau ditelantarkan orangtuanya.

Baca: Kisah Bayi Terlantar (2): Dinas Sosial Pun Penuh. (Gita/SR/Dok.M&B)