Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, saat ini banyak sekolah yang menerapkan metode pengajaran yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Montessori. Namun, sebelumnya tentu perlu dipahami seperti apa filosofi Montessori ini ya, Moms.
Montessori merupakan sebuah nama seorang pendidik dan ilmuwan berkebangsaan Italia yang lahir pada 1870-an. Namun, metode pendidikan yang ia ajarkan pada anak-anak masa itu masih relevan bahkan hingga saat ini.
Vidya Dwina Paramita, seorang praktisi PAUD, menekankan pentingnya pengasuhan orang tua di masa emas seorang anak, yaitu usia 0-6 tahun. Kenapa penting? Sebab momen ini merupakan tonggak awal kehidupan seorang manusia. Pengasuhan pada masa inilah yang menentukan karakter anak tersebut ketika ia dewasa.
Anak bebas belajar, namun teratur
Dalam metode Montessori ini, Vidya menjelaskan bahwa anak-anak berada dalam prepared environment. Maksudnya adalah anak-anak berada dalam lingkungan/ruangan yang aman, bersih, mendukung anak mengeksplorasi. Namun, terdapat aturan yang jelas dan bebas berbatas.
Dengan konsep dasar seperti ini, anak-anak bebas belajar apa pun dengan teratur. Anak-anak boleh berkreasi dengan berbagai peralatan di kelas dengan teratur dan bergantian dengan temannya. Anak-anak juga boleh berbicara di kelas selama tidak mengganggu teman-temannya yang lain.
Metode ini juga sangat mendukung anak untuk mengeksplorasi semua hal yang dilakukannya. Pasalnya, anak-anak belajar sesuatu dengan menggunakan seluruh indra yang dimilikinya. Anak pun akan menikmati proses belajarnya.
“Biarkan anak untuk mengeksplorasi proses yang dilakukannya sehingga ia mampu menemukan sesuatu berdasarkan pengalaman langsungnya. Orang tua dan guru hanya sebagai pengamat (observer), jangan ikut ‘masuk’ ke dalam kegiatan si anak. Namun, jika kegiatan anak sudah membahayakan dan menjauhi norma kesopanan/nilai kebaikan, barulah kita ‘masuk’ dan kegiatan anak harus dihentikan,” ujar Vidya selaku Montessorian dalam seminar Montessori for Daddies and Mummies di Mika Daycare, Jakarta. (Risia Ruswati/HH/Dok. M&B)
BACA JUGA:
Belajar Seru dengan Flash Cards