Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Hati-Hati, Anak Bisa Terkena Hipertensi!

Hati-Hati, Anak Bisa Terkena Hipertensi!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Meski hipertensi lebih akrab di kalangan orang dewasa, tetapi tidak menutup kemungkinan dialami oleh balita, bahkan bayi. Hasil penelitian UKK Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilakukan pada 2011, menunjukkan prevalensi hipertensi yang terjadi pada anak mencapai 2% dan tampak meningkat karena faktor kegemukan dan asupan tinggi garam.

 

Menurut Dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP(K), FIHA, dalam hipertensi pada anak bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti obesitas, kurang aktivitas, kurang tidur, konsumsi obat-obatan tertentu, serta asupan makanan tinggi kalori dan garam. Selain faktor eksternal tersebut, terdapat juga faktor internal yang menjadi pemicunya. Tekanan darah tinggi akibat faktor internal ini disebut dengan hipertensi sekunder dan dapat hilang seiring diangkat atau disembuhkannya penyakit dan kelainan bawaan tersebut.

 

Meski dapat disembuhkan, anak dengan hipertensi memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk kembali mengidap hipertensi pada masa dewasa. Penyakit ini juga berdampak buruk pada kesehatan kardiovaskularnya kelak. Sebagai antisipasi, segera periksakan ke dokter bila bayi terlihat mengalami sesak napas, berkeringat, gelisah, pucat, muntah dan kejang. Sedangkan pada anak yang lebih besar, hipertensi muncul dengan gejala rasa lelah, kejang, penurunan kesadaran, sakit kepala, pengelihatan kabur secara mendadak, mual, mimisan, nyeri dada, perawakan pendek dan kelumpuhan otot.

 

Penanganan terhadap anak yang mengidap hipertensi dapat dilakukan dengan pemberian obat (farmakologis) maupun non obat (nonfarmakologis). Hal ini tergantung dari usia anak, tingkat hipertensi dan responsnya terhadap pengobatan. Penanganan hipertensi tanpa obat, dilakukan dengan mengubah gaya hidup seperti penurunan berat badan, diet rendah lemak dan garam, serta olahraga secara teratur. Sedangkan penanganan farmakologis dilakukan dengan pemberian obat anti-hipertensi kepada anak.(Claudia Carla Sonia Septiara/HH/Dok. M&B UK)

BACA JUGA:

Tips Mencegah Hipertensi

Kopi Tingkatkan Risiko Diabetes Hipertensi

Menyusui Turunkan Risiko Hipertensi