Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Angka kelahiran bayi prematur masih sangat tinggi di Indonesia. Menurut data, terdapat sekitar 675.700 kasus bayi lahir prematur dari 4.5 juta kelahiran bayi di Indonesia setiap tahunnya. Di antaranya, tidak sedikit yang meninggal dan mengalami cacat fisik.
Untuk mencegah hal tersebut, dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A (K), spesialis anak konsultan bayi prematur mengungkapkan agar ibu tidak boleh pasrah dalam merawat bayi mereka. “Ada ibu yang berkata, bayi saya hidup saja sudah syukur. Tidak boleh seperti itu. Bayi prematur tidak cukup hanya hidup, tetapi juga tidak boleh cacat, bisa juara, bisa menulis,” kata dr. Rinawati dalam peluncuran drrina.id, website edukasi interaktif seputar bayi prematur pada Selasa, (28/02) di Restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat.
Oleh karena itu, dr. Rinawati mengajak para ibu untuk harus memberikan perhatian ekstra bagi bayinya, karena meski bertahan hidup ada kemungkinan bayi mengalami gangguan kognitif, penglihatan (Retinopathy of prematurity (ROP)) dan pendengaran.
“Ibu harus ekstra perhatian hingga anak masuk usia sekolah atau di usia 8 tahun,” tegasnya.
ASI sangat penting
Selain rutin mengontrol kesehatan anak, terutama indera penglihatan dan pendengaran ke dokter, pemberian ASI juga sangat penting. Bayi prematur wajib mendapatkan ASI di awal kehidupannyam karena setetes ataupun dua tetes ASI yang dihasilkan ibu akan sangat berguna untuk menyelamatkan hidup bayi.
“Kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh akan melindungi usus dari infeksi apabila bayi mendapatkan ASI dari ibunya,” ujar dr. Rinawati.
Apabila ibu terkendala memberikan ASI, maka berikan bayi ASI donor dari ibu yang juga melahirkan bayi prematur.
Panduan untuk Ibu
Perawatan bayi prematur sangatlah rumit dan kompleks, oleh karena itu, dr. Rinawati sebagai konsultan bayi prematur ingin membantu para ibu dan tenaga kesehatan dalam menangani dan merawat bayi prematur. Untuk itu, ia merilis website drrina.id, sebuah situs edukasi seputar bayi prematur. Website ini berisi 7 kanal yakni, beranda, artikel yang ditulis para ahli, konsultasi seputar bayi prematur, don-ASI untuk memudahkan ibu menerima dan mendapatkan donor ASI, video merawat bayi prematur serta informasi A-Z bayi prematur. (Meiskhe/HH/dok.)