Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Bahaya Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Bahaya Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Ketika Anda mendengar ungkapan "infeksi saluran kemih" atau kerap disingkat ISK, Anda cenderung memikirkan infeksi kandung kemih dan gejala yang menyertainya, seperti dorongan sering buang air kecil dan sensasi terbakar ketika Anda melakukannya. Tapi itu bukan cerita ISK secara keseluruhan.

 

Anda dapat memiliki ISK di setiap bagian dari saluran kemih Anda, yang dimulai pada ginjal, di mana urin dibuat. Berlanjut melalui tabung yang disebut ureter ke kandung kemih, di mana urin terakumulasi sampai Anda buang air kecil. Dan berakhir dengan uretra, tabung pendek yang membawa urin di luar tubuh Anda.

 

Berikut beberapa tipe ISK:

1. Cytitis
Seringkali, bakteri berhenti di kandung kemih Anda dan berkembang biak di sana. Sehingga menyebabkan peradangan dan memicu gejala-gejala akrab infeksi kandung kemih. Cytitis cukup umum di kalangan wanita aktif secara seksual antara usia 20 dan 50.

 

2. Infeksi Ginjal
bakteri tidak hanya terletak di kandung kemih saja. Bakteri dapat melakukan perjalanan dari kandung kemih melalui ureter menuju ginjal. Infeksi ginjal atau yang biasa disebut  pielonefritis adalah komplikasi medis yang serius dan yang paling umum terjadi pada ibu hamil. Infeksi dapat menyebar melalui aliran darah dan mengancam Anda juga janin. Tidak hanya itu, infeksi ginjal juga dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan memiliki bayi berat lahir rendah.

 

3. Bakteri Asimtomatik
Bakteri Asimtomatik yang berada di saluran kemih Anda ini, tidak memiliki gejala infeksi saluran kemih. Namun, bagaimanapun juga, bakteri asimtomatik ini dapat meningkatkan risiko Anda mendapatkan infeksi ginjal. Maka sebaiknya segera diobati setelah melakukan cek urin saat kehamilan.

 

Bagaimana Wanita Hamil Terkena Infeksi Saluran Kemih?

Tingginya tingkat hormon progesteron dapat menurunkan kinerja otot ureter, yang menyebabkan lambatnya aliran urin. Ditambah lagi, dengan besarnya rahim akan menekan ureter sehingga urin semakin sulit mengalir melalui ureter seperti sebelum hamil. Kandung kemih juga semakin sulit untuk mengosongkan isi dari kandung kemih itu sendiri sehingga rentan terjadi refluks, suatu kondisi di mana beberapa urin mengalir kembali ke ginjal.

 

Proses kandung kemih mengosongkan isinya yang semakin lama memberikan bakteri waktu yang lebih banyak untuk berkembang biak di tempat tersebut, bahkan untuk berjalan menuju ginjal. Terlebih lagi, selama hamil urin Anda menjadi kurang asam dan lebih cenderung mengandung glukosa, yang keduanya meningkatkan potensi pertumbuhan bakteri. Waspada ISK ya, Moms! (Seva/TW/Dok. M&B UK)