Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga rentan terkena infeksi bakteri penyebab tuberkulosis (TBC). Ironisnya, TBC pada anak terjadi tanpa gejala yang khas, sehingga sering kali sulit dideteksi. Tuberkulosis merupakan jenis penyakit menular yang paling sering menyerang paru-paru. Bakteri ini juga dapat menyerang hampir semua organ tubuh, seperti tulang, otak, ginjal, hati, usus, jantung, mata, dan telinga. Anak yang tertular TBC biasanya kontak udara dengan penderita TBC dewasa melalui percikkan dahaknya. Selain itu, penularan TBC juga dapat menular secara oral, seperti susu segar dan luka kulit.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011 melaporkan, sekitar 9,5 juta anak di Asia Tenggara tidak mendapatkan imunisasi dasar untuk difteri, pertusis, dan tetanus (DPT). Akibatnya, anak-anak tersebut mudah terserang penyakit, termasuk TBC, apalagi mengingat TBC mudah menular lewat kontak udara. Jika sistem kekebalan tubuh anak lemah, maka otomatis bisa langsung terjangkit TBC.
Menurut dr. Wahyuni Indawati, Sp.A dari RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta, kasus TBC pada anak masih terpinggirkan dan dianggap bukan masalah kesehatan yang penting hingga beberapa tahun terakhir. Padahal, tuberkulosis anak masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama di indonesia. Baca artikel selengkapnya tentang gejala, pengobatan, dan pencegahan TBC di Mother and Baby edisi Agustus 2013. (DMO/SR/dok. M&B)