Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menurut Dr. BRW Indriasari, Sp.A, M.Si.Med, M.Kes dari Klinik Dr Retno Adisoebagyo, Jakarta, demam bukanlah penyakit, melainkan sebuah gejala dari penyakit tertentu. Penyebab demam dapat diklasifikasikan karena kelainan darah (hematologi), infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan dan infeksi saluran kemih.
Apa saja ya penyakit yang sering menyebabkan anak demam? Ini penjelasannya.
1. Common Cold
Penyakit infeksi saluran napas dengan gejala demam, pilek, dan batuk sangat sering kita jumpa sehari-hari baik. Penyakit ini bisa terjadi pada orang dewasa, dan terlebih pada anak-anak. Saking biasanya dijumpai, orang barat menyebutnya sebagai common cold alias flu biasa. Penyakit infeksi ini menyebabkan timbulnya berbagai gejala, mulai dari demam, pilek meler, hidung mampet, bersin, batuk, napas berat, hingga nyeri tenggorokan.
2. Pneumonia
Pneumonia atau infeksi paru-paru cukup berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada anak. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Selain demam, gejala lainnya adalah batuk, hidung tersumbat, terasa nyeri di bagian dada, menggigil, dan lain-lain.
3. Bronkitis
Bronkitis adalah infeksi saluran utama pada paru-paru atau bronkus sehingga terjadi peradangan pada saluran tersebut. Anak yang bronkitis biasanya mengalami gejala batuk-batuk disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan atau hijau, sakit tenggorokan, sesak napas, hidung tersumbat, dan sakit pada dada.
4. Tifus
Demam tifoid atau dikenal juga sebagai tifus merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman. Anak rentan mengalaminya karena mengonsumsi makanan atau jajanan yang tidak higienis. Selain demam, gejala yang mudah dikenali adalah gangguan pada saluran cerna, mual, dan muntah.
5. Diare
Diare adalah sebuah gejala saat tinja atau feses berbentuk cair atau lembek, berlendir, bahkan bercampur darah. Kasus diare biasanya banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Penyebabnya adalah bakteri, virus, dan parasit. Biasanya, bayi yang diberikan ASI ekslusif jarang terkena diare karena asupannya tidak terkontaminasi dari luar.
6. Disentri
Dikutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, disentri dapat dikenali dengan melihat gejala yang terjadi pada anak. Selain diare berdarah, anak juga mengalami demam dan nyeri perut, terutama menjelang buang air besar. Nyeri perut saat buang air besar seringkali tidak terlihat pada anak yang usianya lebih muda, karena mereka umumnya belum dapat menggambarkan keluhan tersebut.
7. Demam Dengue dan DBD
Demam dengue dan DBD sama-sama disebabkan oleh virus dengue, namun ada perbedaan dasar pada keduanya, yaitu kebocoran plasma. Pada demam dengue gejalanya hanya berupa demam dan syok, namun tidak sampai disertai dengan kebocoran plasma.
8. Fimosis
Fimosis termasuk infeksi saluran kemih dan kelainan ini terjadi pada anak laki-laki. Pada kondisi ini, kulup melekat pada kepala penis dan menutup lubang penis. Akibatnya, urin tidak dapat keluar normal dan kepala penis tidak dapat dibersihkan. Anak menangis setiap kali buang air kecil dan kadang disertai demam akibat infeksi.
9. Meningitis
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun paling sering ditemukan pada bayi, terutama bayi yang baru lahir. Ada 3 gejala khas yang menjadi tanda Si Kecil terkena meningitis. Ketiga gejala tersebut adalah demam, kejang, dan penurunan kesadaran.
Selain 3 gejala khas tersebut, ada beberapa tanda lainnya seperti menolak makanan, nada menangis sangat tinggi, selalu mengantuk dan sulit untuk dibangukan, nafasnya berat, tangan dan kakinya terasa dingin, serta kulitnya seperti ada noda, pucat, dan kebiruan. (Meiskhe/TW/Dok. M&B UK)