Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Mungkinkah Si Kecil Mengidap OCD?

Mungkinkah Si Kecil Mengidap OCD?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Si Kecil tumbuh sebagai anak yang peduli kebersihan? Hal tersebut pasti membuat Moms bangga! Karena seperti yang kita ketahui, menanamkan rasa cinta lingkungan dan peduli kebersihan pada anak tidaklah mudah. Moms juga jadi tidak perlu terlalu khawatir Si Kecil bermain di tempat kotor yang membahayakan kesehatannya. Tetapi, bagaimana jika Si Kecil menjadi terlalu takut pada kotoran? Bisa jadi ia mengalami OCD.

 

OCD adalah Obsessive Compulsive Disorder, sebuah kondisi psikologis di mana anak memiliki rasa cemas berlebih akan suatu hal. Rasa cemas tersebut membuat Si Kecil melakukan suatu hal secara berulang kali. Apa saja ya yang membuatnya cemas? Tidak hanya takut terkena penyakit, tapi juga takut kotor, takut bersentuhan dengan orang lain, dan semua hal harus sejajar atau simetris.

 

Dampak OCD juga berbeda-beda pada setiap orang, mulai dari obsesi, kompulsi, kelegaan sementara, dan kecemasan. Keempat pola perilaku tersebut biasanya terjadi secara berurutan pada penderita OCD.

 

Contoh anak yang mengalami OCD adalah ia sangat takut tertular penyakit saat bersentuhan dengan oranglain (tahap obsesi). Hal itu membuatnya harus mencuci tangan berulang kali untuk menjamin ia tidak tertular (tahap kompulsi). Setelah itu, ia baru akan merasa aman (tahap kelegaan sementara), namun rasa cemas itu kembali datang sehingga membuatnya takut untuk bersentuhan dengan orang lain lagi (tahap kecemasan). Dan proses itu akan selalu berputar.

 

Menyeramkan? Ya, apalagi ditambah fakta belum diketahuinya penyebab OCD. Namun banyak penelitian yang menganalisis beberapa faktor penyebab OCD, yakni faktor genetika, pola asuh keluarga, dan adanya ketidaknormalan pada otak (ketidakseimbangan serotonin pada otak). Serotonin merupakan zat pengantar yang digunakan otak untuk berkomunikasi dengan sel-sel lainnya.

 

Untuk menyembuhkan OCD, dokter perlu melihat seberapa parah dampak yang dialami. Biasanya dokter akan memberikan CBT atau terapi perilaku kognitif yang disertai konsumsi obat-obatan. Dan untuk menangani OCD pada anak, Moms bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis OCD khusus anak. Seperti yang dikatakan Jennifer Freeman, ketua tim peneliti Alpert Medical School of Brown University, bahwa CBT yang didukung penuh oleh keluarga bisa membuat anak menjadi lebih baik.

 

Walau secara medis OCD adalah gangguan mental atau kejiwaan. Namun secara awam, penderita OCD hanyalah seseorang yang perfeksionis. Jadi jika Moms memiliki anak yang menderita OCD, jangan panik! Karena masih ada terapi kognitif yang efektif mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa cemas berlebih yang kerap mengganggu Si Kecil. (Adonia/TW/Dok. M&B UK)