Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Pemenuhan Gizi di Indonesia Masih Terhalang Mitos

Pemenuhan Gizi di Indonesia Masih Terhalang Mitos
Mitos nutrisi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Pemenuhan gizi ibu dan anak masih menjadi permasalahan pelik di Indonesia. Bukan hanya tidak tersedianya suplai makanan sehat di banyak daerah di Indonesia, namun  juga karena kurangnya pengetahuan tentang gizi dan pola makan yang baik. “Gizi buruk pun sebenarnya masih terjadi di tempat-tempat dengan kecukupan makanan yang baik,” ungkap Dr. Pinky Saptandari MA, anthropolog Fisip Unair, dalam acara Bincang Gizi Nutritalk yang diselenggarakan Sari Husada pada Rabu, 17 Juli 2013 lalu.

 

Banyak pula mitos seputar makanan yang masih dipercaya masyarakat dan akhirnya menganggu perkembangan anak, serta kesehatan ibu hamil. Misalnya saja di Jambi, ibu yang baru melahirkan hanya boleh mengonsumsi nasi dan kecap. Ibu dilarang mengonsumsi makanan lain karena dipercaya dapat membuat anaknya sakit. Sementara, masyarakat di Kalimatan Tengah terbiasa memberikan air santan pada bayi yang baru lahir. Ada pula mitos lain yang menyebutkan bahwa ibu hamil dilarang makan ikan, karena bisa menyebabkan bayi berbau amis.

 

Mitos-mitos tersebut memiliki andil yang besar dalam menciptakan kebiasaan makan keluarga, khususnya ibu dan bayinya. Menurut Prof. Dr. Made Astawan, Guru Besar Gizi Intitut Pertanian Bogor, masih ada 17,9 persen anak Indonesia yang masuk dalam kategori gizi buruk. Karenanya, perlu dilakukan upaya untuk menyebarkan isu ini, agar mendapatkan perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, harus ada gotong royong untuk menyebarkan pengetahuan tentang pemberian gizi yang tepat. Usaha untuk mengikis mitos dan budaya yang menghalangi pemberian gizi baik pada ibu dan anak pun harus segera dilakukan. (Siksta/DC/Dok. M&B)