Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Besok (9/3), masyarakat di beberapa wilayah Indonesia berkesempatan melihat fenomena Gerhana Matahari Total. Peristiwa langka ini diprediksi terjadi pada pagi hari dan bisa disaksikan di beberapa provinsi, seperti Jakarta (parsial), Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Masyarakat Indonesia pun banyak yang mengaku penasaran dan tidak ingin melewatkan fenomena ini. Namun, Anda harus memerhatikan kesehatan mata untuk melihat peristiwa gerhana matahari yang melewati lintasan yang sama dan hanya terjadi 350 tahun sekali ini. Dilansir dari Mirror, melihat gerhana matahari langsung dapat menimbulkan beberapa efek kerusakan pada mata, baik yang bersifat permanen maupun sementara, hingga kebutaan.
“Kerusakan mata ini bisa disebabkan oleh sinar UV dari matahari yang merusak retina. Sinar UV yang tidak terlihat oleh manusia akan masuk ke mata dan membakar bagian tengah retina,” ungkap Alex Lonides, konsultan ahli bedah mata di Rumah Sakit Moorfields, London.
Proses terjadinya kerusakan mata ini biasanya tidak disadari oleh orang yang melihat gerhana matahari tersebut. Alex mengatakan, seseorang yang melihat gerhana matahari dengan 'mata telanjang' tidak langsung merasakan sakit pada matanya. Gangguan mata ini baru terasa beberapa menit, hari, minggu, bahkan bulan setelahnya.
Untuk menjaga kesehatan mata, Alex menyarankan agar siapa pun yang ingin menyaksikan fenomena gerhana matahari menggunakan kacamata khusus. Anda bisa menggunakan kacamata Welder No. 14 yang didesain khusus untuk mencegah bahaya sinar UV. Tidak disarankan hanya memakai kacamata hitam biasa, terutama bagi anak-anak, karena kondisi matanya lebih rentan. (Aulia/DC/Dok. Zirconicusso/Freedigitalphotos)