Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sepanjang kehamilan pertama, Yuri Sarassita, 28, tidak mengalami keluhan berarti. Ia pun masih bisa beraktivitas seperti biasa. Pekerjaan memang menuntutnya untuk banyak bergerak dan lembur. Namun, ia mengaku tidak pernah merasa lelah meskipun hamil. “Saya rutin memeriksa kehamilan setiap bulan. Dokter mengatakan semua baik. Saya juga menjalani pemeriksaan darah dan USG rutin,” ungkapnya saat diwawancarai M&B.
Tak disangka, pada usia kandungan 9 bulan, bayi Yuri dinyatakan terlilit tali pusat. Ia juga mengalami plasenta previa, yaitu kondisi plasenta yang menutupi jalan lahir. Melihat kondisi tersebut, dokter menganjurkan Yuri agar segera menjalani operasi Caesar. Waktu itu, usia kehamilannya 37 minggu.
Ketika dilahirkan, bayi Yuri tidak menangis. Wajah dan tubuhnya pucat. “Khawatir, takut, dan sedih tentu saya rasakan. Saya hanya bisa berdoa meminta yang terbaik kepada Tuhan. Di dalam kamar pemulihan, saya tak henti-hentinya berdoa. Saya tak bisa beristirahat dengan baik karena mengkhawatirkan kondisi Si Kecil,” ungkapnya.
Menurut Yuri, dokter mengatakan bahwa bayinya mengalami gagal napas, karena oksigen tidak sampai ke otaknya. Ia pun harus dibantu dengan alat pernapasan di kamar perawatan NICU. Kabar buruknya, NICU di rumah sakit itu sudah penuh, hingga Yuri dan keluarga harus mencari ke rumah sakit terdekat.
“Saya tak tega melihat Si Kecil harus bergantung pada alat dan beberapa kali harus dipompa jantungnya. Setelah 5 jam, ia terlihat seperti tertidur pulas. Ia telah pergi dan kembali kepada Sang Pencipta. Saya mengikhlaskan ia pergi. Vonis terakhir dokter, Si Kecil meninggal karena gagal napas,” ungkap Yuri.
Masa pemulihan dirasakan sangat berat oleh Yuri. Selama 3 bulan di rumah menghabiskan sisa cuti melahirkan, Yuri mengaku sering menangis dan mempertanyakan nasibnya. “Kesedihan ini membuat saya dan suami sering bertengkar. Saya menjadi pemarah dan suka berteriak. Namun, setelah memutuskan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, saya merasa lebih baik,” tuturnya.
Setahun setelah kejadian tersebut, Yuri kembali hamil. Usia kandungannya kini memasuki 7 bulan. Ia berharap, bisa melahirkan anaknya dengan sehat dan selamat. “Saya menantikan bisa menggendongnya, menyusui, dan mengurus dengan sepenuh hati,” tutupnya. (OCH/Aulia/DC/Dok. M&B)