Type Keyword(s) to Search
ASK THE EXPERT

Kotrasepsi Usai Melahirkan

Kotrasepsi Usai Melahirkan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Dijawab oleh: Dr. Fakriantini Jaya Putri, Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan RSU Zahirah, Depok

 

T: Saya baru saja melahirkan anak pertama, Ilham, 7 bulan. Saya dan suami berencana tidak ingin segera memberikan Ilham adik. Saat ini, saya masih memberikan ASI untuk Ilham. Alat kontrasepsi apa yang aman untuk saya?

 

J: Khusus bagi ibu menyusui yang ingin mencegah atau menunda kehamilan, sebaiknya memilih KB hormonal yang digunakan berupa hormon progesteron. Kontrasepsi progesteron untuk ibu menyusui tersedia dalam bentuk pil yang aman dikonsumsi setiap hari, karena kandungan progesteronnya tidak menekan produksi hormon prolaktin sehingga produksi ASI bisa tetap banyak. Namun, perlu diwaspadai efek samping yang mungkin terjadi. Misalnya, berat badan bertambah, muncul rasa mual, pusing bahkan muntah, dan bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Kemudian, kaki dan tangan jadi sering kram, liang sanggama kering, perdarahan dari vagina yang tidak teratur, haid tak kunjung datang, dan dapat pula mengganggu fungsi hati dan ginjal.

 

Selain pil, Anda juga dapat memiilh kontrasepsi dengan suntikan yang dilakukan setiap 3 bulan. Penggunaan kotrasepsi suntikan tidak mempengaruhi jumlah maupun kualitas ASI, namun efektif mencegah kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Dampak yang mesti diperhatikan adalah meningkatnya berat badan, perdarahan tak teratur, dan haid tak datang bahkan selama berbulan-bulan. Alternatif lain adalah menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD yang tidak mempengaruhi isi, kadar maupun kelancaran ASI. Bahkan menurut penelitian, alat kontrasepsi ini sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Sekali dipakai bisa untuk selama 4-5 tahun. Waktu pemasangan yang paling baik adalah 40 hari setelah persalinan. Alasannya, pada saat itu mulut rahim masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.

 

Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan 1 minggu. Kemudian, pemeriksaan setiap bulan selama 3 bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Sebelum Anda memilih alat kontrasepsi hormonal, hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa kondisi fisik ibu harus sehat dan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter bila mengalami keluhan. (FBS/Aulia/DC/Dok. Freedigitalphotos)