Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Dokter Eveline P.N., Sp.A IBCLC dari RS Carolus mengatakan tifus adalah salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Kuman ini bisa terdapat di dalam makanan yang tidak bersih, khususnya makanan basah seperti bakso, siomay, es teler, es doger, atau mie ayam. Biasanya tifus dialami oleh anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat.
“Selain melalui makanan, penularan tifus juga bisa melalui tangan penderita yang tidak dicuci bersih. Misalnya jika Anda atau pengasuh terserang tifus dan menyiapkan makanan Si Kecil padahal tangan belum bersih, kuman tifus bisa menular kepada Si Kecil,” ucap dr. Eveline.
Demam Tinggi
Selain tifus, Anda pernah mendengar penyakit paratifus, bukan? Menurut dr. Eveline, tidak ada hal signifikan yang membedakan antara tifus dan paratifus. Yang membedakan hanyalah jenis kumannya saja, yaitu kuman paratyphi dan Salmonella typhi. Sedangkan gejala penyakitnya pun sama. Anda harus berhati-hati bila Si Kecil mengalami demam dengan suhu sekitar 38-40° Celcius, terutama di malam hari selama 5 hari atau seminggu. Biasanya pada pagi atau siang, suhu badan akan normal, namun menjelang malam suhu akan meningkat. Jika di minggu ke-2 demam terasa sepanjang hari, kemungkinan besar Si Kecil memang positif menderita tifus atau paratifus. Gejala lain yang khas adalah adanya keluhan mual, nyeri, dan bisa disertai sakit perut seperti diare atau sembelit.
Lebih jauh, dr. Eveline mengatakan, untuk mengetahui apakah demam dan gejala lain itu adalah tifus atau paratifus, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium (tes darah) melalui tes widal, tetapi tes ini ternyata belum 100 persen benar. Tes lain yang lebih akurat dan spesifik adalah tes Salmonella Imuno Globulin M (Salmonella IGM), namun hanya ada di rumah sakit-rumah sakit tertentu karena harganya memang lebih mahal dari tes widal.
Seperti penyakit pada umumnya, jika terdeteksi lebih cepat maka proses pengobatan pun bisa lebih baik sehingga tidak menimbulkan komplikasi. Tifus atau paratifus yang terlambat ditolong dapat menyebabkan infeksi yang parah pada usus. Akibatnya usus akan pecah atau dalam istilah medis disebut perforasi dan ini harus dioperasi. Komplikasi lain yang tidak kalah berat adalah terjadinya radang otak akibat tifus dan hepatitis karena tifus.
Pengobatan Tifus
Pengobatan tifus maupun paratifus bisa dilakukan baik di rumah maupun di rumah sakit, tergantung dari kesiapan pasien maupun orang yang mengasuhnya. Pengobatan baik di rumah maupun rumah sakit biasanya berlangsung sekitar 2 minggu. Jangan lupa untuk memberikan asupan cairan yang cukup agar ia terhindar dari dehidrasi dan berikan makanan yang lunak dan mudah dicerna.
Lantaran tifus dan paratifus merupakan penyakit yang tidak bisa memberikan kekebalan seumur hidup, kemungkinan Si Kecil terkena penyakit ini berulang kali sangat besar. Karena itu, Anda harus memerhatikan pola makan dan kebersihan lingkungan sekitar. Agar terhindar dari makanan yang terkontaminasi kuman Salmonella typhi, biasakan untuk membawakan masakan Anda sendiri sebagai bekal Si Kecil. Juga jangan lupa, selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkannya.
Cara lain untuk mengurangi risiko tifus dan paratifus adalah dengan memberikan vaksin typhim, yang bisa diberikan untuk anak usia 2 tahun ke atas. “Vaksin tidak menjamin tubuh Anda atau Si Kecil terbebas dari suatu penyakit, tetapi vaksin akan memperkuat daya tahan tubuh sehingga ketika suatu saat kuman menyerang, setidaknya membuat derajat penyakitnya lebih ringan. Untuk vaksin typhim sendiri dapat diperkuat tiap 3 tahun sekali,” urai dr. Eveline. (M&B/OCH/Dok. M&B UK)
- Tag:
- tifus
- sakit perut
- demam