Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Gorengan Tingkatkan Risiko Diabetes Kehamilan

Gorengan Tingkatkan Risiko Diabetes Kehamilan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Studi terbaru melaporkan, wanita yang suka mengonsumsi gorengan atau makanan yang digoreng, berisiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional saat hamil. Dilansir dari M&B UK, kondisi ini rentan dialami oleh 1 dari 30 perempuan di dunia. Diabetes gestasional terjadi karena ibu hamil gagal menghasilkan insulin yang cukup, sehingga gula darahnya meningkat secara abnormal. Hal tersebut dapat menyebabkan persalinan secara Caesar, kelahiran prematur, dan risiko komplikasi penyakit lain yang lebih serius.

 

Gejala diabetes yang banyak dirasakan adalah peningkatan rasa haus dan sering buang air kecil, serta kelelahan. Itu sebabnya, banyak dokter kandungan yang merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan screaning diabetes dengan tes gula darah. Jika ibu hamil terkena diabetes, ibu perlu mengonsumsi obat yang direkomendasikan dokter kandungan untuk menurunkan gula darah dan menjalankan diet.

 

Penelitian yang dilakukan Universitas Harvard menunjukkan, wanita yang lebih senang mengonsumsi makanan yang digoreng selama 7 kali seminggu, memiliki risiko sebesar 88 persen mengalami diabetes saat hamil, dibandingkan dengan yang mengonsumsi gorengan kurang dari sekali seminggu. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati data dari 15.027 wanita selama 10 tahun.

 

Salah satu peneliti, Dr. Cuilin Zhang percaya bahwa makanan yang digoreng mengandung bahan kimia yang dapat merusak kemampuan tubuh untuk mengendalikan gula darah, termasuk transfats atau lemak jenuh yang dapat melemahkan efek insulin. Sementara dilansir dari M&B UK, Dr. Richard Elliott mengungkapkan, “Ada hubungan antara risiko diabetes gestasional dengan pola makan tidak sehat dan berat badan. Karenanya, wanita yang berencana hamil, dianjurkan menjalani gaya hidup sehat dengan diet seimbang, serta olahraga teratur untuk mengurangi risiko penyakit tersebut.” (Aulia/DC/Dok. M&B)