Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Jangan Paksa Anak Meminta Maaf

Jangan Paksa Anak Meminta Maaf

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Anda pasti pernah terlibat dalam situasi di mana Anda harus menggandeng Si Kecil, membawanya ke hadapan temannya, dan mengatakan, “Ayo, bilang maaf.” Ia tentu saja akan mengatakannya. Tetapi, apakah maknanya sampai? Apakah ia benar-benar menyesali perbuatannya? Atau bahkan mengerti bahwa yang ia lakukan itu salah?

 

Beberapa buku psikologi mengatakan bahwa sampai usia 7 tahun, anak-anak akan sulit mengerti sudut pandang pihak lain. Pada usia itu, mereka masih terlalu egois. Beberapa teori lain mengatakan bahwa anak usia 4 tahun sudah mulai mengembangkan kemampuan empati mereka, serta mulai membedakan yang salah dan benar. Apapun kata teori-teori itu, sebenarnya Anda bisa mengamati Si Kecil dan mendidiknya secara perlahan.

 

Kadang Anda bisa melihat dari raut wajah seorang anak saat ia merasa bersalah: wajah memerah, bibir gemetar, dan gelisah. Pada saat seperti ini, apakah tepat mencecarnya untuk segera minta maaf? Apakah lebih baik didiamkan saja dan tunggu sampai ia sadar sendiri?

 

Cara yang lebih cerdas secara emosional adalah memberi penjelasan kepadanya tentang apa yang salah dari perbuatannya. Jelaskan juga bagaimana perbuatannya menyakiti tubuh atau perasaan orang lain. Jelaskan bahwa ada cara lain untuk mendapatkan yang ia inginkan, tanpa menyakiti orang lain.

 

Tegaskan kepada Si Kecil bahwa dalam keluarga Anda, ketika seseorang menyakiti orang lain, ia harus meminta maaf. Didik ia tentang meminta dan memberi maaf. Permintaan maaf membuka ruang bagi diskusi dan resolusi konflik. Ketika Anda memberi maaf kepada orang lain di depan Si Kecil, Anda sedang mengajarkannya bagaimana menjadi rendah hati dan mengalah untuk mengakhiri konflik dengan orang yang dicintai. (FR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)