Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tentu saja. Anak, bahkan bayi membutuhkan asupan vitamin D. Menurut Persatuan Dokter Anak Kanada (Canadian Pediatric Society), jumlah vitamin D yang tepat yaitu 400 IU (10 mikrogram (mcg) per hari) akan membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang menjadi lebih baik. Kalsium berguna dalam pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, vitamin D juga mencegah terjadinya kondisi pelunakan tulang yang membuat fungsi tulang berjalan di luar semestinya (ricket). Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa vitamin D juga berkontribusi terhadap pertumbuhan sel sehat sehingga membuat tubuh menjadi lebih kuat menghadapi berbagai penyakit, termasuk diabetes, kanker, hipertensi, dan penyakit kekebalan tubuh lainnya.
Vitamin D secara alami sebenarnya bisa kita dapatkan dari sinar matahari dan ikan yang banyak mengandung lemak, seperti salmon dan makerel. Namun, jumlahnya memang tidak sebanyak yang dianjurkan. Oleh karena itu, pada beberapa kasus, bayi yang mengalami kekurangan vitamin D, disarankan pula oleh dokter untuk diberikan suplemen vitamin D, sambil tentunya tetap diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan berlanjut hingga 2 tahun.
Pemberian suplemen bisa dilakukan secara langsung kepada bayi atau melalui sang ibu, apabila bayi menyusu ASI, untuk kemudian disalurkan kepada anaknya. Pilih mana yang cocok, setelah lebih dulu berkonsultasi dengan dokter anak Anda.
Lalu berapa lama waktu pemberian suplemen? Setidaknya hingga anak bisa mendapatkan jumlah asupan yang tepat dari sumber makanan selain susu. Jenis makanan yang kaya vitamin D antara lain salmon, yoghurt yang sudah diperkaya oleh kalsium, tuna kaleng, mackerel, kuning telur, susu, keju.
(Fifi Juliana/DT/dok.M&B UK)
- Tag:
- bayi
- vitamin_d
- vitamin_bayi