Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Belajar Sambil Bermain

Belajar Sambil Bermain

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Di usianya, anak-anak membutuhkan banyak pengalaman bermain. Karena itu, beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa pengalaman belajar yang menyenangkan dan efektif bagi anak adalah pengalaman belajar yang dilakukan sambil bermain.

 

SmartKids Asia, sebuah acara pameran edukasi terbesar untuk anak usia dini menawarkan berbagai simulasi pendidikan anak dengan pengalaman yang menyenangkan melalui beberapa permainan. Setelah sukses diadakan di Malaysia, Singapura, dan Filipina, akhirnya SmartKids Asia kini akan hadir di Indonesia pada tanggal 18-20 Desember 2015 mendatang di Jakarta Convention Centre.

 

Dengan mengkombinasikan pendidikan, kesejahteraan, dan kesehatan keluarga, SmartKids Asia menawarkan kesempatan pada anak-anak dan orangtua pengalaman untuk melihat atraksi panggung, dan bermain di area permainan yang mendidik.

 

Di Indonesia sendiri, beberapa sarana permainan, seperti cinema 4D, Toys Kingdom, dan berbagai sarana pendidikan lainnya yang akan meramaikan acara. Dari panggung atraksi, akan ditampilkan juga temu muka berbagai karakter super hero anak, serta sarana permainan interaktif untuk anak lainnya. Ditambah juga acara fun run marathon bersama untuk melatih semangat kompetisi anak.

 

“Pendidikan memang perlu diterapkan sejak dini. Namun, jangan dipaksakan. Orangtua seringkali salah kaprah bahwa pendidikan harus diterapkan dengan serius dan tegas. Padahal, pendidikan anak usia dini di dalam kurikulum diterapkan konsep belajar sambil bermain. Bagaimana anak belajar dengan cara yang menyenangkan. Itulah yang disebut tematik. Saya harap dalam kegiatan ini anak-anak bisa mengeksplorasi dirinya melalui bermain,” ungkap Uripasih selaku Kabid Paudni Dinas Pendidikan DKI, dalam konferensi pers 'SmartKids Asia: Indonesia Edition 2015 beberapa waktu lalu.

 

SmartKids Asia Indonesia 2015 didukung oleh banyak pihak, seperti Kementerian Pendidikan, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta GN-OTA dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (Aulia/dok.M&B)