Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pada umumnya, sekitar satu dari tiga ibu hamil yang menderita asma mendapat efek yang positif, yaitu asma mereka membaik. Satu per tiga lainnya tetap dalam kondisi asma yang sama seperti sebelum hamil, sedangkan satu per tiga sisanya (biasanya yang mempunyai kondisi asma paling berat) malah memburuk, dan ini biasanya terjadi setelah minggu ke-24 kehamilan.
Seperti apa pun kondisi asma Anda, ringan atau berat, Anda dan janin akan baik-baik saja jika asma yang Anda derita dikontrol dengan baik sebelum kehamilan atau di awal masa kehamilan. Berikut beberapa hal yang dapat membantu:
1. Segeralah berhenti merokok jika Anda perokok.
2. Kenali faktor pemicu asma yang berasal dari lingkungan. Alergi adalah penyebab asma terbesar, khususnya pada masa kehamilan. Jika Anda telah mendapat suntikan anti-alergi sebelum hamil, mungkin Anda perlu meneruskannya semasa hamil, sesuai rekomendasi dokter Anda. Penyebab asma yang paling umum adalah debu rumah dengan tungaunya dan bulu binatang. Asap rokok, produk pembersih rumah tangga, dan parfum juga dapat menjadi penyebab asma, maka jagalah rumah Anda tetap bersih dari beberapa hal tersebut. Serangan asma juga bisa terjadi karena Anda melakukan olahraga. Untuk menghindarinya, sebaiknya Anda mengonsumsi obat yang telah diresepkan dokter.
3. Usahakan tidak terjangkit flu, demam, atau infeksi pernapasan lainnya, yang juga bisa memicu kambuhnya asma. Dokter mungkin akan memberi Anda obat penangkal asma saat Anda mulai demam, tapi mungkin tidak akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi pernapasan yang Anda alami. Sebaiknya Anda juga mendapatkan vaksinasi influenza dan pneumococcal.
4. Sebagian ibu hamil mengalami sinusitis dan gastroesophageal reflux (penyakit sistem pencernaan, di mana asam perut dan enzim mengalir kembali menuju kerongkongan, sehingga menyebabkan peradangan dan nyeri pada kerongkongan). Jika Anda mengalaminya, segera tangani dengan baik karena kedua penyakit ini dapat membuat asma lebih parah.
5. Pantau selalu napas Anda dengan alat pengukur pernapasan yang sudah ditentukan dokter Anda.
6. Gunakan hanya obat yang telah diresepkan dokter untuk Anda selama hamil dan konsumsi sesuai dosisnya. Jika asma Anda tergolong ringan, Anda mungkin tidak memerlukan obat. Namun jika asma Anda tergolong sedang atau berat, ada beberapa jenis obat yang bisa Anda konsumsi, yang dinyatakan aman untuk janin. Pada sebagian besar kasus, obat jenis inhaler atau yang dihirup melalui hidung lebih aman daripada yang dimakan. Obat-obat ini akan memberikan suplai oksigen untuk Anda dan janin.
7. Jika asma Anda kambuh, segeralah atasi dengan obat yang sudah diresepkan dokter untuk Anda, sehingga aliran oksigen ke janin tetap terjaga. Namun jika obat Anda tidak membantu, hubungi dokter Anda, atau segeralah pergi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan darurat. (SDS/Aulia/DT/dok.M&B)