Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waspadai Kelainan Genital pada Anak Laki-Laki

Waspadai Kelainan Genital pada Anak Laki-Laki

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Selama ini, kelainan genital atau alat kelamin pada anak laki-laki sering tidak menjadi perhatian orangtua. Pembicaraan soal kelainan genital masih dianggap tabu bagi sebagian besar masyarakat. Padahal, kelainan alat kelamin ini tentu dapat membawa berbagai dampak bagi kehidupan Si Kecil nantinya.

 

Menurut Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU (K), Ahli Urologi Center RS Siloam Asri, kelainan pada alat kelamin anak laki-laki sangat bervariasi, antara lain ukuran penis yang kecil, penis tidak muncul karena tertutup lapisan lemak, lubang kencing tidak normal, hipospadia, buah zakar turun, dan lainnya. “Jika orangtua menyadari adanya kelainan-kelainan genital pada anak laki-laki mereka, seperti adanya ukuran penis yang tidak simetris, orangtua harus segera mengkonsultasikannya ke dokter,” ungkap dr. Irfan dalam seminar media Kamis (28/05) siang.

 

Apabila anak laki-laki Anda terdiagnosis memiliki kelainan genital, orangtua harus cermat dalam merencanakan sunat untuk anak mereka. Sebelum tindakan sunat dilaksanakan, perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Sebab, dalam beberapa kasus seperti hipospadia dan penis yang tidak muncul, tindakan sunat perlu ditangguhkan terlebih dahulu. “Selain itu, saat bayi laki-laki Anda lahir, Anda juga perlu mengetahui bagaimana kondisi alat kelamin bayi Anda, dengan menanyakannya pada dokter. Perhatikan juga perkembangan alat kelamin bayi Anda saat memandikannya,” tambah dr. Irfan.

 

Dalam jangka panjang, kelainan genital pada anak laki-laki yang tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan berbagai dampak buruk, termasuk fertilitas saat tumbuh dewasa, serta kanker. “Kelainan genital pada anak laki-laki ini dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan fungsi reproduksi dan kesuburan, yang biasanya terjadi pada kasus hipospadia. Sementara itu, dampak psikologis juga bisa terjadi karena bentuk dan ukuran penis Si Kecil yang tidak normal,” jelas dr. Arry Rodjani, SpU (K) Ahli Urologi RS Siloam ASRI dalam kesempatan yang sama.  (Aulia/DT/dok.M&B)