Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Ritual Persalinan di Berbagai Belahan Dunia

Ritual Persalinan di Berbagai Belahan Dunia

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Cara melahirkan seorang ibu seringkali dipengaruhi kebudayaan yang berlaku di sekitarnya. Begitu pula dengan ritual dan kebiasaan yang mereka lakukan sebelum atau setelah persalinan. Berikut beberapa ritual persalinan yang biasa dilakukan para ibu di berbagai belahan dunia.

Eropa
Para ibu di Belanda merasa lebih nyaman dan senang melahirkan di rumah. Sehingga, negara tersebut pun tercatat sebagai pelaku homebirth tertinggi di Eropa. Sebanyak 33 persen bayi di Belanda dilahirkan di rumah. Setelah melahirkan, para ibu akan dibantu oleh perawat untuk mengurusi semua kebutuhan ia dan bayinya, termasuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Perawat tersebut akan tinggal hingga 10 hari setelah ibu melahirkan. Sementara di Munich, Jerman, bayi baru lahir akan dibungkus dalam kemeja ayahnya terlebih dahulu, sebelum diserahkan pada ibunya. Hal ini dilakukan agar bayi memiliki kesempatan untuk merasakan ikatan dengan kedua orangtuanya. Sedangkan di Finlandia, para ibu memiliki tradisi melahirkan dalam sauna.

Afrika
Wanita hamil di beberapa wilayah di Afrika, umumnya berjongkok terlebih dahulu di atas bebatuan panas untuk melenturkan area perineum mereka sebelum melahirkan. Sementara di Nigeria, alat kelamin wanita yang akan melahirkan tidak boleh disentuh oleh siapapun, kecuali suaminya. Bidan hanya akan membantu ibu proses persalinan dengan mengucapkan doa-doa yang berulang dan mengoleskan jamu pada perutnya untuk merangsang kontraksi.

Asia
Di Cina, seorang ibu yang baru melahirkan wajib beristirahat di rumah selama sebulan setelah melahirkan. Mereka akan dibantu oleh seorang asisten atau ibu mertua dalam menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan juga menjaga Si Bayi. Dalam tradisi keluarga yang begitu kaku, ibu yang baru melahirkan bahkan harus diam di tempat tidur selama beberapa hari dan suaminya harus menjauh. Kalau di Jepang, bumil tidak dianjurkan mengalami kenaikan berat badan melebihi 10 kg selama masa kehamilan. Sebab para bidan yakin, kenaikan berat badan yang berlebihan akan mempersulit proses persalinan. Para suami pun dilarang masuk ke ruang bersalin dan para ibu harus diam di tempat tidur selama setidaknya dua minggu setelah melahirkan. Sementara di desa nelayan terpencil Jepang, wanita terbiasa melahirkan di laut.

Amerika
Wanita Guatemala yang mengalami kesulitan saat melahirkan akan diminta untuk meminum cairan dari rebusan bawang merah. Sedangkan di Peru, jika plasenta tidak kunjung keluar setelah bayi lahir, maka sang ibu harus mengolesi lidahnya dengan garam. Cara ini dipercaya dapat mempercepat plasenta keluar. Menurut penduduk asli Amerika, apabila bumil senang merajut saat hamil, maka rajutannya harus diselesaikan sebelum ia melahirkan, supaya prosesnya tidak terhambat. Setelah bayi lahir, wanita Amerika pun akan mendapatkan jabatan tangan formal dari setiap orang yang ditemuinya (Aulia/dok.M&B)