Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat beberapa orang berpendapat bahwa menjadi ibu harus dilatih lewat pengalaman, dr. Christina Smilie, dokter anak dari Inggris, memiliki pendapat lain. Ia mengatakan bahwa beberapa penelitian di bidang neuroscience menemukan bahwa manusia memang memiliki insting yang tertanam di dalam otak.
Insting ini dikendalikan oleh lonjakan hormon, yaitu adrenalin yang membuat para ibu memiliki keinginan yang kuat untuk melindungi Sang Anak, dan oksitosin yang menghasilkan perasaan ingin memelihara dan mengasuh.
“Memang banyak perilaku ibu dalam mengasuh anak yang dipelajari lewat pengalaman. Namun, hormon oksitosin lah yang mengendalikan dan memperkuat perilaku-perilaku tersebut,” jelas dr. Christina.
Ia pun menambahkan, “Saat seorang ibu memeluk anaknya, mendengarnya menangis, atau menggendongnya, dalam otak ibu tersebut mengalir hormon oksitosin yang kuat. Hormon inilah yang mengatur perilaku seorang ibu.”
Tentu saja meminta nasihat dari berbagai pihak tidaklah salah dan terkadang diperlukan. Saat pertama menjadi ibu, Anda pasti kesulitan untuk menafsirkan tangisan Si Kecil. Di sinilah dibutuhkan nasihat-nasihat dari pihak ke-3. Tetapi, dr. Nadja Reissland, psikolog dari University of Durham, Inggris, mengatakan bahwa nasihat-nasihat yang Anda terima harus sesuai dan sejalan dengan insting Anda sendiri. (V/Sagar/Dok. M&B)
Ingin lebih mendalami tentang insting seorang ibu? Cek artikelnya di majalah Mother&Baby Indonesia edisi Juni 2015 yuk, Moms!