Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebelum vaksin pneumokokus ditemukan, infeksi pneumokokus menyebabkan masalah pada balita. Lebih dari 700 kasus meningitis, 13.000 infeksi darah, 5 juta infeksi telinga, serta 200 orang meninggal setiap tahunnya akibat infeksi ini.
Vaksin pneumokokus konjugasi sebaiknya diberikan secara rutin kepada balita usia 1-1,3 tahun, 2 tahun, 4 tahun, 6 tahun. Sebab anak pada usia tersebut sangat rentan terinfeksi kuman pneumokokus. Tipe vaksin pneumokokus yang lain yaitu PPSV23 dapat juga diberikan pada bayi di bawah usia 2 tahun atau lansia di atas 65 tahun.
Vaksin sama seperti obat sehingga mampu menimbulkan efek samping. Pada vaksin pneumokokus, reaksi yang kerap kali terjadi adalah:
1. Si Kecil mengeluh pusing setelah diberikan vaksinasi, kehilangan nafsu makan untuk sementara waktu, mengalami ruam kemerahan, serta rasa nyeri di area kulit yang diinjeksi.
2. Sekitar 1 dari 3 anak mengalami pembengkakan di area kulit yang diinjeksi dan mengalami demam.
3. Terdapat reaksi alergi, seperti biduran di seluruh badan, bengkak pada muka, bibir, dan kelopak mata, sesak napas, pusing dan lemas, serta sesak napas, meskipun jarang dilaporkan kepada pihak medis. Jika ini terjadi segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (Sagar/DT/Dok. M&B)
- Tag:
- bayi
- balita
- anak
- vaksin
- pneumokokus