Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pernahkah Anda mengalami ketika hari mulai siang dan pekerjaan rumah tangga masih menumpuk atau pada malam hari ketika Anda sudah membayangkan kasur nan empuk akibat kelelahan seharian bekerja, tiba-tiba Si Kecil timbul rewelnya serta tidak mau berhenti menangis? Jika pernah, saat itu Anda pasti merasa berat menjalani kehidupan sebagai ibu. Kemudian, bayangan menjadi ibu adalah hal terindah sepanjang hidup seorang wanita pun perlahan sirna dalam benak Anda.
Jangan buru-buru merasa bersalah, Moms! Sebab, hampir semua ibu di seluruh dunia tentu pernah merasakan hal yang sama seperti Anda. Lelah, putus asa, frustasi, hingga rasa menyesal biasanya muncul ketika Anda menghadapi tangisan Si Kecil yang tak kunjung berhenti.
Faktanya, setiap bayi pasti menangis. Tangisan merupakan hal alami yang dilakukan bayi di awal kehidupannya sama seperti bernapas. Ini bukanlah kesalahan Anda atau Si Kecil, sehingga Anda perlu tenang. Agar tidak bingung, dilansir melalui sumber M&B Australia, berikut penjelasan mengapa Si Kecil menangis!
Lapar
Bayi memiliki kantung perut yang kecil sehingga ia cepat sekali merasa lapar dan ingin menyusu. Jika ia menangis, itu tandanya ia lapar dan ingin minum ASI sesegera mungkin! Kendati demikian, tidak selamanya tangisan Si Kecil menjadi penanda ia lapar. Karenanya, perhatikan jadwal menyusu Si Kecil agar Anda tidak harus menghadapi tangisan kencangnya. Lambat laun kapasitas perutnya akan bertambah dan rentang waktu ingin menyusu pun menjadi lebih panjang.
Kesakitan
Jika tangisan Si Kecil terdengar seolah ia sedang kesakitan, cek seluruh tanda yang mungkin menyebabkan ia merasakan hal tersebut. Ia mungkin kesulitan bernapas, jadi tengkurapkan atau gendong tubuh Si Kecil lalu secara perlahan pijat bagian punggungnya untuk membuatnya tenang.
Ruam Popok
Popok yang digunakan terlalu lama akan mengganggu bayi karena zat amonia di dalam urine mampu mengiritasi kulitnya, yang mengakibatkan munculnya ruam. Apabila Si Kecil menderita ruam popok, ganti popoknya setiap beberapa jam sekali dan sesekali tanggalkan popoknya supaya ruam popok Si Kecil tidak selalu terpapar dengan urine.
Kolik
Bila Anda berpikir Si Kecil menderita kolik, segera konsultasikan kepada dokter untuk menangani masalah ini. Sebaiknya selalu gendong bayi dalam posisi vertikal serta rutin disendawakan setiap habis menyusu. Usahakan jangan membiarkan Si Kecil menangis terlalu lama sebelum disusui, sebab ini akan membuatnya menghirup terlalu banyak udara. Umumnya, bayi yang kolik akan tegang dan sulit untuk digendong.
Terlalu Panas atau Dingin
Bayi tidak suka kedinginan. Untuk itu, saat mengganti popok dan pakaian lakukan dengan cepat di dalam ruangan yang hangat. Ketika malam hari, daripada Anda menyelimutinya dengan selimut yang tebal, pastikan saja ia tertidur dalam ruangan tertutup dengan suhu kamar sekitar 18ºC. Pada musim panas, Si Kecil akan mudah kepanasan dan dehidrasi, jadi jika ia menangis pastikan ia tidak kegerahan dan mendapatkan asupan cairan yang cukup banyak. Jangan lupa untuk selalu melindunginya saat harus beraktivitas di luar ruangan serta membawa kipas.
Kelahiran yang Traumatis
Apabila Si Kecil mengalami kelahiran yang traumatis, seperti persalinan lebih cepat atau lewat dari 9 bulan, menggunakan alat bantu, atau terbelit tali pusar, ia akan mengalami cedera ringan di tulang tengkoraknya. Periksakanlah keadaan Si Kecil pada dokter. (Sagar/DT/Dok. M&B AU)