Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Intoleransi Laktosa dan Risiko yang Ditimbulkan

Intoleransi Laktosa dan Risiko yang Ditimbulkan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Susu mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk kesehatan, namun sebagian orang ternyata bisa tidak cocok dengan minuman ini. Setelah minum susu mereka mengalami gangguan pencernaan atau disebut intoleransi laktosa yaitu kurangnya produksi enzim laktase oleh usus untuk mencerna laktosa. Laktosa merupakan bentuk karbohidrat yang dipecah menjadi glukosa dan galaktosa, dan terkandung salah satunya di dalam susu.

 

Gejala yang mudah dikenali ketika mengalami kondisi ini yaitu perut kram atau kolik, diare, dan gas berbau asam. Menurut dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK kasus intoleransi laktosa banyak terjadi di negara-negara Asia, salah satunya Indonesia. Risiko yang ditimbulkan tak bisa dianggap remeh. "Bisa mengakibatkan dehidrasi, berat badan turun, bahkan berisiko defisiensi kalsium. Kekurangan kalsium ini bisa menyebabkan kepadatan tulang berkurang yang berakhir pada osteoporosis," ujar dosen tamu di Universitas Indonesia ini.

 

Penderita intoleransi lakstosa, kata dr. Marya, mengalami gejala yang berbeda-beda tergantung dengan respons tubuh seseorang serta kadar laktosa yang dikonsumsi. "Batas kadar 10-15 gram atau sekitar 12 gram laktosa bisa menimbulkan gejala yang ringan dan masih bisa ditahan, misalnya perut kembung," tuturnya. Sementara kemungkinan untuk sembuh cukup sulit. oleh karenanya penderita disarankan untuk tidak mengonsumsi laktosa. Kondisi ini bisa terjadi kepada siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa. Bahkan ada temuan intoleransi laktosa karena bawaan sejak lahir.

 

Meski susu yang mengandung laktosa tak ramah dengan penderita intoleransi laktosa, tak berarti mereka tak bisa mendapatkan nutrisi di dalam susu. Mereka bisa mengonsumsi yoghurt sebagai minuman alternatif. "Yoghurt ini mengandung komponen nutrisi di dalam susu, kadar laktosanya telah berkurang selama fermentasi," ungkap dr. Marya, yang menambahkan konsumsi yoghurt akan semakin baik jika dibarengi dengan sayur-sayuran dan buah- buahan.

 

(Meiskhe/DT/dok.MBUK)